Karyawan memperlihatkan uang pecahan dolar Amerika Serikat di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Selasa (4/9/2018). Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS melemah menjadi Rp14.940 per dolar AS pada perdagangan hari ini. Indonesia punya sejarah pahit mengenai krisis moneter, yaitu yang terjadi 20 tahun silam, tepatnya pada 1998. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Ketua DPR Bambang Soesatyo mengharapkan tidak ada pihak yang menarik keuntungan dengan memanfaatkan merorotnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD). Menurutnya, pada saat-saat seperti ini justru semua pihak harus bergandeng tangan menghadapi persoalan ketimbang memanfaatkan kesempatan untuk mengeruk untung di tengah kesusahan.

“Inilah saatnya kita tunjukan kepedulian kita pada negara dan bergandengan tangan untuk mengatasi pelemahan rupiah. Jauhkan dari sikap mengambil kesempatan dalam kesempitan dengan mengambil untung di tengah-tengah kesulitan bangsa,” ujar Bambang melalui pesan singkat, Kamis (6/9).

Bahkan, Bamsoet -panggilan kondangnya- meminta Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI) serta Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) bertindak tegas terhadap spekulan dolar. “Ungkap jaringan spekulan dolar dan persempit ruang geraknya guna mencegah terjadinya krisis keuangan,” katanya.

Di sisi lain, Bamsoet mengharapkan masyarakat tetap tenang dan menghindari kepanikan. “Percayalah, pemerintah tidak tinggal diam,” tuturnya.

Menurutnya, depresiasi kurs tidak hanya terjadi pada rupiah. Sebab, negara lain seperti Turki, Argentina dan Afrika Selatan juga menghadapi persoalan serupa.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Andy Abdul Hamid