Asap mengepul dari hutan yang terbakar di lereng Gunung Sindoro terlihat dari kawasan Parakan, Temanggung, Jateng, Selasa (29/9). Setelah padam beberapa hari, kebakaran hutan Gunung Sindoro kembali terjadi sejak Senin (28/8) di petak 10B RPH Kwadungan, pihak Perhutani bersama masyarakat sekitar hutan hingga saat ini masih berusaha melakukan pemadaman api agar tidak semakin meluas. ANTARA FOTO/Anis Efizudin

Jakarta, Aktual.com – Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan jalur pendakian Gunung Sindoro di Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, ditutup karena kebakaran hutan dan lahan.

“Musim kemarau menyebabkan semak belukar kering dan mudah terbakar. Namun, alam tidak akan membakar dirinya,” kata Sutopo melalui pesan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu (8/9).

Sutopo mengatakan sebagian besar penyebab kebakaran hutan dan lahan bukan dari alam. Kebakaran hutan dan lahan di Gunung Sindoro terjadi pada Sabtu pukul 14.59 WIB di Petak 10 dan masih melebar.

Menurut laporan masyarakat, pada Jumat malam (7/9) pukul 21.00 WIB mulai terlihat titik api di pos 2 Gunung Sindoro wilayah Kabupaten Wonosobo. Api terus merembet ke Timur dan sampai ke wilayah hutan di Kabupaten Temanggung pada pukul 11.00 WIB, Sabtu pagi.

“Sampai saat ini api masih terus merembet. Tidak ada korban jiwa akibat kebakaran tersebut. Perhutani menutup semua jalur pendakian terhitung Sabtu hingga batas waktu yang belum ditentukan,” jelasnya.

Sutopo mengatakan upaya pemadaman terus dilakukan secara manual oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung, petugas Perhutani, relawan dan masyarakat.

Kebakaran sulit dipadamkan karena keterbatasan air, peralatan dan lokasi yang berada di lereng-lereng gunung yang sulit dijangkau.

“Angin bertiup kencang sehingga api cepat merambat. Masyarakat khususnya pendaki diminta mentaati penutupan jalur pendakian Gunung Sindoro,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby