Kairo, Aktual.com – Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki mengatakan pada Selasa, keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump menghentikan pendanaan bagi badan pengungsi Palestina UNRWA merupakan serangan atas hukum internasional.
“Pemerintahan AS mulai menyerang rakyat Palestina dan hukum internasional,” kata Menlu Maliki dalam pertemuan Liga Arab di Kairo untuk membahas masalah tersebut.
Washington pada bulan lalu mengatakan menghentikan semua pendanaan bagi UNRWA dan Trump pada pekan lalu memerintahkan dana senilai 25 juta dolar, yang disediakan bagi perawatan orang Palestina di rumah sakit Yerusalem Timur, diarahkan ke bidang lain sebagai bagian dari peninjauan kembali bantuan.
UNRWA berusaha mencari pengganti 200 juta dolar AS (Rp2,8 triliun) akibat pemutusan bantuan AS, dan menyatakan akan menyasar pendanaan tambahan dari negara Teluk dan mitra Eropa.
Keputusan Washington telah meningkatkan ketegangan antara kepemimpinan Palestina dan pemerintahan Trump, yang pada Desember mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, suatu langkah yang dikritik komunitas internasional.
Antara melaporkan dari Jakarta, Rusia mengingatkan AS tentang kontribusi UNRWA terhadap stabilitas dan perdamaian kawasan, serta posisi AS sebagai salah satu sponsor pembentukan UNRWA yang disahkan melalui Resolusi Sidang Umum PBB pada 1949.
“Kami ingin mengingatkan bahwa sebenarnya Amerika Serikat merupakan salah satu anggota PBB yang mensponsori pendirian badan ini. Badan yang telah berkontribusi penting dalam membantu pengungsi Palestina dan pada stabilitas di kawasan Timur Tengah,” kata Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva dalam konferensi pers kediaman Duta Besar Rusia di Jakarta baru-baru ini.
Pernyataan tersebut disampaikan Dubes Vorobieva terkait keputusan Presiden Trump yang menghentikan segala bentuk bantuan pendanaan untuk UNRWA mulai 1 September lalu.
Trump mengatakan bantuan untuk UNRWA nirproduktif bagi para wajib pajak Amerika dan menyebut badan PBB itu sebagai “insitusi yang cacat”.
“Washington harus paham bahwa keputusan mereka rentan berhubungan dengan situasi kemanusiaan yang sudah rumit, dan peringatan ini bukan hanya dari Rusia, tapi juga dari teman dan sekutu Amerika,” kata Vorobieva.
Dubes Rusia juga menekankan pentingnya peran UNRWA yang telah banyak bekerja untuk membantu pengungsi Palestina, baik melalui pendidikan, fasilitas kesehatan, maupun upaya penempatan kembali sehingga segala bentuk bantuan dari masyarakat internasional menjadi bentuk kontribusi untuk mencapai stabilitas dan perdamaian.
“Kami percaya bahwa pembiayaan yang cukup dan segala bentuk kerja sama untuk mendukung badan ini seharusnya dapat mendorong upaya penempatan kembali para pengungsi berdasarkan hukum internasional, prinsip kemanusiaan dan konsep dua negara,” kata dia.
Sebagai bentuk komitmen pada tujuan perdamaian Palestina dan Israel tersebut, Rusia telah berkontribusi sebesar 10 juta dolar AS untuk pendanaan UNRWA selama periode 2017-2021.
“Saya percaya negara lain akan tetap terikat dalam upaya itu, termasuk Indonesia, untuk terus memberi iuran dan bahkan meningkatkan sumbangsih kepada badan tersebut,” kata Vorobieva.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh:
Teuku Wildan