Bakal Capres Joko Widodo didampingi Bakal Cawapres Ma'ruf Amin bersama Ketua Tim Pemenangan Jokowi Erick Thohir dan Ketua Dewan Pengarah Jusuf Kalla menjawab pertanyaan wartawan usai mengumumkan struktur tim pemenangan di rumah pemenangan, Jalan Cemara, Jakarta Pusat, Jumat (7/9/2018). Erick Thohir hadir langsung saat pengumuman bersama sekjen partai pengusung dan pendukung Jokowi-Ma'ruf yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Kerja (KIK). AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin, Erick Thohir memaklumi jika dirinya menjadi obyek serangan kampanye hitam atau black campaign di media sosial.

“Saya rasa sudah ada statement-nya, saya rasa yang namanya black campaign biasa, ya kan? Yang penting kan buktinya,” kata Erick usai memimpin rapat, di kantor TKN, Jakarta, Rabu (12/9).

Sebagaimana diketahui, nama Erick menjadi viral di media sosial setelah dirinya diperiksa selama tiga jam di kantor Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Reskrimsus) Polri.

Pemeriksaan ini erat kaitannya dengan dugaan korupsi sosialisasi Asian Games 2018 oleh Komite Olimpiade Indonesia (KOI). Erick sendiri merupakan Ketua KOI.

“Contoh bagaimana hal itu diangkat, saya enggak mau bikin statement, karena kita mesti menghormati hukum. Tetapi dari pihak Kepolisian langsung mengangkat itu tidak benar,” ujarnya.

Meskipun demikian, Erick tetap menyayangkan hal ini. Menurutnya, ‘serangan’ ini tak mendidik masyarakat, melainkan justru menimbulkan kekisruhan baru.

“Nah ini contoh yang sayang (isunya di media sosial) kalau tiba-tiba hal-hal ini terus terjadi (black campaign). Ini tidak mendidik dan akhirnya ada saling serang, dan akibatnya nanti enggak bagus,” ungkap mantan Ketua INASGOC Asian Games 2018 itu.

Dia menuturkan, semua itu bisa dibuktikan dari jejak rekam. Karena hal tersebut bisa dibohongi.

Track record itu tidak bisa dibohongi. Sama juga misalnya ketika Pak Jokowi mempercayakan kepada saya, statement-nya simpel, bahwa saya bagian dari manajemennya, bukan politiknya. Ini ahli-ahli politiknya sudah ada (sambil nunjuk para Sekjen parpol yang disampingnya), kita manajemennya,” jelas Erick.

Karenanya, masih kata dia, saat melakukan rapat dan konsolidasi dengan para anggota TKN, tidak ada kata-kata untuk menghancurkan lawan.

“Makanya kita tadi konsolidasi, gimana mapping, apakah langkah selanjutnya, itu. Bukan bagaimana kita hancurin mereka, bertempur, enggak. Tidak ada sekali kata-kata seperti itu,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan