Jakarta, aktual.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terus melakukan pencarian terhadap 20 penumpang KM Fungka Permata V yang terbakar dan tenggelam di perairan Banggai Laut, Sulawesi Tengah, Jumat (14/9) petang.

Sementara, 126 orang telah ditemukan dalam keadaan selamat dan 10 orang lainnya dinyatakan meninggal dunia.

“Di antara yang selamat itu, terdapat 11 anak buah kapal bersama nakhodanya Andi Sulistiyono, sedang yang meninggal dunia terdapat dua balita,” kata Aksar Amir, seorang pejabat BPBD Banggai Laut yang dihubungi lewat telepon genggam di atas kapal yang sedang mengevakuasi para korban, Sabtu (15/9) seperti dilaporkan Antara.

Menurut Aksar, korban selamat dan meninggal dunia sedang dievakuasi dari lokasi kejadian ke Banggai menggunakan kapal penumpang KM Lapolo Ekspres.

“Mereka ditemukan terapung-apung di laut, sebagian menggunakan pelampung dan yang lainnya menggunakan sampan dan papan-papan seadanya dari bekas kapal yang terbakar dan tenggelam itu,” jelasnya

Kapal kayu yang berlayar dari Baubau, Sulawesi Tenggara, dengan tujuan akhir Taliabo, Maluku Utara, itu diperkirakan membawa 150-an penumpang, termasuk ABK. Upaya pencarian terhadap sisa korban masih terus dilakukan dan pagi ini akan dibantu Tim SAR dari Kendari, Sulawesi Tenggara.

Sementara itu, menurut keterangan dari ABK yang selamat, kata Aksar, musibah kapal kayu tersebut terjadi pada Jumat (14/9) sekitar pukul 12.00 WITA, saat mesin tiba-tiba panas karena air pendingin tidak jalan dan akhirnya terbakar. Kapal itu akhirnya tenggelam di sekitar Pulau Tagong Sagu, Kecamatan Bangkurung, Kabupaten Banggai Laut.

Laporan mengenai musibah ini kemudian diterima di Banggai sekitar pukul 16.00 Wita dan pukul 17.00 Wita baru tim SAR dan petugas dri TNI Polri, BPBD, dan unsur terkait lainnya turun ke lokasi memberikan pertolongan.

Menurut Kapolres Banggai Kepulauan AKBP Idham Mahdi, perjalanan dari Banggai ke lokasi kejadian membutuhkan waktu empat jam dan kondisi gelombang cukup tinggi. Di loaksi juga tidak ada akses komunikasi telepon, hanya mengandalkan radio kapal.

Mengenai identitas para korban, Aksar belum bisa merinci, namun menyebutkan, korban meninggal dunia terdapat tujuh perempuan, satu laki-laki dan dua balita.

“Kami perkirakan tidak ada warga Banggai Laut yang menjadi korban karena dari semua penumpang yang berangkat dari Baubau, Sultra, itu tidak ada yang akan turun di Banggai. Kapal hanya akan transit di Banggai untuk keperluan logistik kemudian melanjutkan pelayaran ke Taliabu, Maluku Utara,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang