PBB, New York, aktual.com – Utusan PBB buat Somalia, yang akan melepaskan jabatan, Michael Keating, telah memperingatkan bahwa terorisme dan perbedaan politik akan menggelincirkan kemajuan di Somalia.
Ash-Shabaab tetap alot di Negara Tanduk Afrika tersebut meskipun berbagai upaya dilancarkan oleh misi pemelihara perdamaian PBB dan pasukan keamanan Somalia untuk menaklukkannya, kata Keating kepada Dewan Keaman PBB.
Kelompok fanatik tersebut secara ruting melakukan pembunuhan terarah, peledak rakitan dan pemerasan baik terhadap masyarakat maupun pengusaha, katanya.
Menangani dan mengurangi resiko itu memerlukan penurunan sistematis kekuatan Ash-Shabaab serta meningkatkan keabsahan serta kemampuan pemerintah. Satu pihak tanpa pihak lain takkan berhasil, katanya.
Keating, yang juga adalah pemimpin Misi Pemelihara Perdamaian PBB di Somalia –yang dikenal dengan nama AMISOM, memperingatkan perbedaan politik di negeri itu akan membawa kemajuan, jalur legislatif utama, dan pelaksanaan agenda keamanan serta pembaruan pemerintah menuju kebuntuan.
Defisit kepercayaan antara pemerintah pusat dan negara anggota federal, dan keputusan baru-baru ini oleh negara federal untuk membekukan kerja sama, sangat mengkhawatirkan, katanya.
Masalah mendasar –termasuk cara kekuasaan dibagi, dialokasikan dan dipisahkan, sifat negara federal, masing-masing wewenang pemerintah negara bagian dan federal– mesti ditangani melalui kajian undang-undang dasar, katanya.
Perbedaan pandangan kuat mengenai federalisme sah tapi jika orang mau mengubah budaya politik, semua itu perlu diselesaikan melalui dialog dan bukan melalui tindakan sepihak, katanya.
Yang lebih mendesak, tantangan paling besar ialah mencapai kesepakatan politik –yang memungkinkan terwujudnya momentum tanpa praduga mengenai hasil kajian konstitusional, kata Keating, sebagaimana dilaporkan Xinhua –yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu pagi. Semua itu meliputi peraturan pemilihan umum, penyatuan pasukan keamanan, dan kesepakatan pembagian penghasilan serta sumber daya.
Itu memerlukan penghormatan bagi kemajuan dan komitmen buat anti-kekerasan, keinginan terlibat, membuat janji bagi kebaikan yang lebih luas, katanya.
“Ini adalah pesan perpisahan saya buat para pemimpin Somalia,” kata Keating –yang akan digantikan oleh Nicholas Haysom dari Afrika Selatan pada 1 Oktober.
Rakyat Somalia sekali lagi akan menghadapi prospek bencana kemanusiaan, demikian peringatan Keating.
Resiko terjadinya bencana tersebut tinggi, dan jutaan orang sudah hidup di tebing keberadaan yang bermartabat, katanya.
Antara
Artikel ini ditulis oleh:
Novrizal Sikumbang