Jakarta, Aktual.com – Agen Mesut Ozil, Erkut Sogut, mengecam trio pemain Jerman Manuel Neuer, Toni Kroos, dan Thomas Mueller, terkait komentar-komentar mereka mengenai keputusan sang gelandang untuk pensiun dari timnas.
Sogut mengatakan ketiga pemain itu “naif atau licik” terkait respon mereka terhadap pernyataan Ozil pada Juni, yang mengumumkan bahwa dirinya tidak akan lagi bermain untuk Jerman.
Sang agen juga membela kliennya yang berfoto dengan Presiden Turki Recep Erdogan.
Kroos mengatakan bahwa terdapat banyak “omong kosong” dalam pernyataan Ozil, yang bercerita panjang lebar dan memuat klaim bahwa dirinya menderita “rasisme dan tidak dihormati.” Sogut, yang berbicara kepada majalah Jerman 11Freunde, berkata, “Neuer secara tidak langsung menuding Mesut tidak mengenakan seragam Jerman dengan rasa bangga. Ini tidak dapat diterima. Mueller tidak memahami keseluruhan diskusi. Dan Kroos, pemain tim nasional musiman, semestinya menjelaskan apa yang dimaksud “omong kosong” olehnya.”
Sang agen mengatakan pernyataan ketiga pemain itu “lebih dari mengecewakan — dan juga tidak pada tempatnya” dan menambahi, “Hanya ada dua penjelasan, mereka naif atau licik.” Selain ketiga pemain itu, pelatih timnas Jerman Joachim Loew pun tak luput dari kecaman Sogut. Loew sebelumnya membantah klaim Ozil bahwa terdapat rasisme di timnas.
Sogut berkata, “Loew membela dirinya sendiri terhadap tuduhan yang tidak pernah dibuat sebelumnya. Mesut tidak mendapat pelecehan rasial dari tim, namun dari masyarakat Jerman. Asosiasi Sepak Bola Jerman (DFB) semestinya dapat lebih protektif pada kasus ini.”
Sogut berbicara di depan umum mengenai masalah ini untuk pertama kalinya sejak beredar foto Ozil dengan Erdogan Mei silam, yang memicu badai kritik terhadap sang pemain, yang kemudian mendapat banyak hujatan terkait penampilannya saat memperkuat Jerman di Piala Dunia. Sepanjang turnamen, banyak komentar rasis terkait Ozil dilontarkan di media sosial.
“Mesut tidak membuat kesalahan apapun,” kata sang agen mengenai Ozil yang bertemu Erdogan. “Itulah yang terjadi. Itu hanya masalah menghormati dan sopan santun untuk setuju bertemu dengan presiden Turki ketika ia memintanya. Keduanya bertemu secara reguler dalam delapan tahun terakhir. Sebelumnya, hal itu tidak pernah menjadi masalah untuk masyarakat Jerman.”
Ant.
Artikel ini ditulis oleh: