Karyawan memperlihatkan uang pecahan dolar Amerika Serikat di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Selasa (4/9/2018). Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS melemah menjadi Rp14.940 per dolar AS pada perdagangan hari ini. Indonesia punya sejarah pahit mengenai krisis moneter, yaitu yang terjadi 20 tahun silam, tepatnya pada 1998. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore bergerak menguat tipis sebesar sembilan poin menjadi Rp14.891 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.900 per dolar AS.

Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan pergerakan dolar AS cenderung mendatar terhadap mayoritas mata uang dunia, termasuk rupiah karena pasar menunggu kesimpulan dari pertemuan the Fed.

“Pasar sudah mengantisipasi kebijakan the Fed untuk menaikkan suku bunganya,” katanya di Jakarta, Rabu (26/9).

Ia menambahkan pelaku pasar yang sedikit mengesampingkan sentimen perang dagang Amerika Serikat dan Tiongkok turut menjadi faktor penopang bagi mata uang berisiko.

Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail mengatakan dolar AS cenderung melemah terhadap hampir semua mata uang dunia didorong sikap pelaku pasar yang telah memfaktorkan kenaikan tingkat suku bunga The Fed.

“The Fed diperkirakan menaikan tingkat suku bunga sebesar 25 bps pada pekan ini,” katanya.

Kenaikan tingkat suku bunga itu, menurut dia, tidak lagi berdampak besar bagi dolar AS terhadap mata uang dunia, terutama terhadap euro.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari ini (26/9), tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp14.938 dibanding sebelumnya (25/9) di posisi Rp14.893 per dolar AS.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan