Sejumlah karyawan keluar berhamburan menyelamatkan diri saat terjadi gempa bumi di kawasan SCBD, Jakarta, Selasa (23/1/2018). BMKG menyebut gempa yang menggoyang Jakarta berpusat di Lebak Banten dengan besar 6,4 Magnitudo. Gempat tersebut tidak berpotensi tsunami. Gempa terjadi pada pukul 13.34.50, Selasa (23/1/2018), tidak hanya dirasakan di Jakarta, tetapi juga sekitar Banten, Tangerang, dan Bekasi. AKTUAL/Eko S Hilman

Banjarnegara, Aktual.com – Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bekerja sama dengan Stasiun Geofisika Banjarnegara mengembangkan prototipe moda diseminasi informasi gempa bumi BMKG, kata Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara Setyoajie Prayoedhie.

“Prototipe moda diseminasi informasi gempa bumi ini menggunakan teknologi frekuensi radio. ‘Output’-nya dalam bentuk suara yang terhubung langsung dengan ‘server’ diseminasi BMKG,” katanya di Banjarnegara, Jawa Tengah, Jumat (28/9).

Selanjutnya, kata dia, suara tersebut disiarkan secara otomatis melalui jaringan radio komunikasi yang ada di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

Lebih lanjut, dia mengatakan pengembangan prototipe moda diseminasi informasi gempa bumi ini dalam rangka lompatan inovasi 4.0 yang sedang digalakkan BMKG.

“Tujuannya untuk menjangkau masyarakat rentan khususnya tunanetra dan tunaaksara yang selama ini kesulitan menelaah informasi dari BMKG. Selain itu, juga para ‘stakeholder’ di daerah terdampak yang belum terjangkau sinyal operator seluler dan mengandalkan perangkat komunikasi radio atau HT,” katanya.

Terkait dengan hal itu, Setyoajie mengatakan pihaknya pada hari Jumat (28/9) melaksanakan kegiatan Sosialisasi Prototipe Moda Diseminasi Informasi Gempa Bumi BMKG Menggunakan Teknologi Frekuensi Radio di Pusat Pengendali Operasi BPBD Kabupaten Kebumen.

Menurut dia, kegiatan tersebut melibatkan Kepala Pelaksana BPBD Kebupaten Kebumen Eko Widianto beserta stafnya, Organisasi Amatir Radio Indonesia (Orari) Kebumen, Radio Antar-Penduduk Indonesia (RAPI) Kebumen, dan sukarelawan penanggulangan bencana.

“Kami berharap dengan adanya implementasi moda diseminasi ini di BPBD Kabupaten Kebumen dapat diikuti oleh BPBD lain khususnya di Provinsi Jawa Tengah karena dapat mempercepat alur informasi BMKG ke ‘stakeholder’, meminimalisasi ‘hoax’, dan mendukung pihak terkait dalam rangka pengurangan risiko bencana (PRB),” katanya.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan