Jakarta, Aktual.com – Aliran modal masuk (capital inflow) dari investor global kepada perusahaan teknologi di Indonesia akan menambah ketersediaan dollar Amerika Serikat (USD). Untuk itu, pemerintah memotivasi generasi milenial untuk mendirikan perusahaan rintisan seperti Go-Jek di Indonesia.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan perusahaan start up seperti Go-Jek merupakan salah satu perusahaan Unicorn dari dalam negeri yang menyedot minat investor global untuk berinvestasi.
”Kalau tiba-tiba ada investor di sana (luar negeri) yang senang dengan Go-Jek, wah itu Unicorn yang keren banget ya, saya (investor global) mau masuk deh,” jelas Menkeu ketika berbicara dalam acara Millennials Festival di Jakarta, ditulis Selasa (2/108).
Dia memberi contoh, pemilik Alibaba Jack Ma bisa saja investasi US$ 1,5 billion, lalu pemilik Google juga invest US$ 1,5 miliar, dengan begitu maka pasokan USD bisa mencapai US$ 3 miliar. Sehingga pasokan USD bisa melonjak.
”Jadi kalau banyak Unicorn seperti Go-Jek ini, kita akan attract more capital inflow, itu termasuk untuk investasi di tempat Unicorn seperti digital economy yang seperti Go-Jek, Tokopedia, Traveloka,” tegas dia.
Sri Mulyani pun menghimbau para generasi milenial untuk mendirikan perusahaan teknologi yang menghadirkan produk atau jasa yang berdampak positif terhadap perekonomian nasional dan masyarakat.
Dengan demikian, jumlah perusahaan digital yang seperti itu akan bertambah banyak serta menarik minat investor global untuk berinvestasi di perusahaan start up Indonesia.
“Saya meminta kalian untuk menciptakan perusahaan yang seperti itu, you attract capital inflow,” ujar dia kepada para audiens yang mayoritas dari generasi milenial.
Lebih rinci Menkeu menjelaskan, persediaan dan permintaan terhadap USD saat ini dipengaruhi beberapa faktor. Salah satunya, USD disuplai oleh kegiatan yang menghasilkan dollar, seperti ekspor.
Selain itu, Sri Mulyani juga menyarankan generasi muda meluangkan waktunya untuk meningkatkan produktivitas dan kreatifitas yang mampu menganalisa solusi dari suatu masalah.
Dia memberi contoh Aldi Haryopratomo, CEO Go-Pay, yang berhasil menjembatani ibu-ibu di salah satu desa di Cilegon, Banten, untuk melakukan arisan digital agar bisa membeli panci.
”That is exactly yang saya katakan untuk mencari peluang dari problema. Dia (Aldi) kan keren, harusnya ketemu Menteri Keuangan, tetapi kok ngurusin ibu-ibu arisan panci,” ujar Sri Mulyani.
Di tempat sama, Aldi menambahkan perekonomian digital di Indonesia relatif baru dan dibidik oleh investor dan talenta internasional untuk masuk ke dalam negeri. Tujuannya agar bisa mengembangkan perekonomian digital.
Grup Go-Jek, kata dia, telah melakukan perannya sebagai pelaku usaha digital dengan menciptakan perekonomian berkelanjutan bagi masyarakat di perkotaan dan pedesaan.
”Contohnya saya ke desa di Cilegon, harga panci mahal kalau lebaran kalau masak gantian. Seminggu sebelum lebaran masak karena gantian masaknya, harga pancinya Rp 60 ribu sebulan dicicil dalam 10 bulan,” Aldi mencontohkan.
Untuk mengurai permasalahan itu, Aldi mengunjungi pabrik panci untuk memproduksi panci yang dikhususkan bagi ibu-ibu tersebut seharga Rp 250 ribu per unit.
Lalu, para ibu rumah tangga itu melakukan arisan agar bisa membeli panci. Caranya membeli panci dengan arisan digital dan mengadakan pengajian. Mereka arisan panci, setiap bulan bayar Rp 50 ribu dikumpulin menjadi Rp 250 ribu. Namanya Mapan bagian dari Grup Go-Jek dan arisannya dibayar dengan Go-Pay.
“Itu menjadi salah satu peran teknologi digital yang membuat aktivitas ekonomi masyarakat lebih efisien,” tutur dia.
Artikel ini ditulis oleh: