Jakarta, Aktual.com – Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) mengusulkan kepada pemerintah untuk menetapkan 3 Oktober sebagai Hari Hoax Nasional.
Hal ini merupakan buntut dari kebohongan yang dilakukan aktivis Ratna Sarumpaet terkait bengkak dalam wajahnya.
Usulan itu dibuat agar generasi ke depan mengetahui ada drama kebohongan yang mengancam peradaban.
Usulan ini dilakukan dalam sebuah jumpa pers di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (6/10).
“Kita pertimbangkan 3 Oktober sebagai Hari Hoax Nasional untuk mengingatkan generasi selanjutnya bahwa pada satu titik sejarah telah terjadi drama kebohongan terbesar yang mengancam peradaban,” ujar Direktur LPI, Boni Hargens dalam jumpa pers itu.
Hari Hoax Nasional, kata Boni, sangat penting karena dapat menjadi alarm yang menyadarkan generasi selanjutnya agar sadar bahwa hoax adalah musuh demokrasi dan peradaban manusia.
Di tempat yang sama, peneliti LIPI Ilham Sani juga menyampaikan jika pihaknya telah melabeli Ratna Sarumpaet sebagai ‘Ibu Hoax Indonesia’ dengan sebab yang sama seperti di atas.
Menurutnya ‘jasa baik’ Ratna dalam membuka kotak Pandora kebohongan dalam politik praktis tanah air patut diapresiasi.
“Ada baiknya kita memberikan memberikan apresiasi yang setinggu-tingginya kepada ibu Ratna Sarumpaet dengan menganugerahkan sebuah penghargaan sebagai Ibu Hoaks Indonesia untuk mengenang ‘jasa baik’nya,” kata Ilham.
Ilham menambahkan alasannya memberi gelar itu kepada Ratna lantaran menurutnya sudah menjadi hal yang biasa berita bohong disebar oleh kubu oposisi pemerintah. Ilham berharap kejadian ini menjadi kasus terakhir yang bisa merusak demokrasi.
Ia mengatakan, Ratna Sarumpaet merupakan contoh sekaligus pelajaran karena sudah terlalu biasa sebagian kalangan politik di kubu oposisi itu menggunakan kampanye hitam.
“Di berbagai media ibu Ratna muncul sebagai sosok yang humanis pro demokrasi dan yang salah satu yang paling melekat tokoh 2019 Ganti Presiden, dampaknya yang riil saja dengan informasi sesaat yang bisa meyakinkan capres dan elitenya untuk menggelar konferensi pers,” kata Ilham.
Dalam pelabelan Ibu Hoax Indonesia juga dilakukan pemberian ‘penghargaan’ secara simbolik. LPI memberikan piagam bertuliskan ‘HOAX’ kepada seorang ibu yang memakai topeng yang bergambar Ratna.
Sebelumnya, Ratna telah mengakui jika dirinya telah berbohong terkait kabar penganiayaan dirinya di Bandung, 21 September lalu. Ia mengaku jika lebam pada wajahnya bukanlah akibat penganiayaan, melainkan dikarenakan operasi plastik.
Ia pun meminta maaf kepada semua pihak atas kebohongan yang dilakukannya.
“Kali ini saya pencipta hoaks terbaik ternyata, menghebohkan semua negeri. Mari kita semua mengambil pelajaran, bangsa kita dalam keadaan tidak baik. Segala sesuatu yang kita hebohkan, segala sesuatu yang tidak penting mari kita hentikan,” kata Ratna dalam jumpa pers, Rabu (3/10) lalu.
Artikel ini ditulis oleh:
Teuku Wildan