Kapusdatin Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho saat memberikan keterangan persnya terkait erupsi gunung Agung, Jakarta, Senin (27/11/2017). Dalam jumpa Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut potensi letusan Gunung Agung yang lebih besar segera terjadi. Potensi ini teramati dari peningkatan status Gunung Agung dari Siaga menjadi Awas."Erupsi disertai erupsi eksplosif dengan suara dentuman lemah yang terdengar sampai jarak 12 km dari puncak. AKTUAL/Munzir

Jakarta, Aktual.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan perlu enam eskavator amfibi untuk mengevakuasi korban yang tertimbun lumpur dari proses likuifaksi akibat gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah.

“Untuk di wilayah yang mengalami likuifaksi, yaitu di Jono Oge di Kabupaten Sigi ini memerlukan eskavator amfibi karena lumpurnya masih basah, masih belum kering semuanya sehingga harus menggunakan eskavator amfibi sebanyak enam unit. Kalau tidak, akan kesulitan,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Kantor BNPB, Jakarta, Minggu (7/10).

Sutopo menuturkan diperkirakan ada 366 unit bangunan rusak di Jono Oge, dan area yang terdampak oleh likuifaksi atau tertutup lumpur di daerah itu mencapai 202 hektar.

“Oleh karena itu, tim SAR (pencarian dan penyelamatan) memerlukan enam unit eskavator amfibi,” tuturnya.

Dia menuturkan, kondisi lumpur basah menyebabkan sulitnya evakuasi korban di Jono Oge sehingga menurut data sementara sampai Minggu (7/10) pukul 13.00 WIB, baru 33 orang yang berhasil ditemukan, yakni 31 selamat dan dua meninggal dunia. Padahal data tersebut juga mencakup informasi bahwa tidak ada korban yang berhasil dievakuasi dari 4-6 Oktober 2018 di Jono Oge.

“Kita meminta kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk mencari atau menyewa nantinya untuk eskavator amfibi, mungkin sulit mencarinya tapi kita berkejaran dengan waktu untuk penanganan bencana ini,” tuturnya.

Wilayah yang terdampak likuifaksi antara lain Jono Oge, Balaroa dan Petobo. Sutopo menjelaskan likuifaksi adalah fenomena yang terjadi ketika tanah yang jenuh atau agak jenuh kehilangan kekuatandan kekakuan akibat adanya tegangan, misalnya getaran gempa bumi atau perubahan ketegangan lain secara mendadak, sehingga tanah yang padat berubah menjadi cairan.

Syarat terjadinya likuifaksi adalah lapisan tanah berupa pasir, kerikil, batuan apung dan tidak lengket, bersifat lepas atau gembur; kedalaman muka air tanah tergolong dangkal atau kurang dari 10 meter dari permukaan tanah; goncangan gempabumi lebih dari 6 skala richter; durasi goncangan gempabumi lebih dari satu menit; serta percepatan gempa bumi lebih dari 0,1 g.

Berdasarkan data sementara, sebanyak 51 alat berat dikerahkan untuk membantu dalam penanganan evakuasi korban dan pembersihan puing – puing bangunan dan longsor.

Sementara itu, bantuan alat berat lain masih dalam perjalanan yang didatangkan dari Balikpapan, Makassar, Poso, Jakarta dan daerah lain.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka