Palu, Aktual.com – Penyediaan sarana mandi-cuci-kakus atau MCK di sejumlah lokasi penampungan pengungsi korban gempa dan tsunami di Kota Palu, Sulawesi Tengah masih memprihatinkan sehingga sebagian dari mereka harus lari ke sungai atau menggali tanah untuk buang air besar (BAB).
Wartawan yang melihat dari dekat beberapa lokasi pengungsian hingga Jumat (12/10), mendapatkan informasi bahwa para korban harus lari ke sungai yang jaraknya sekitar satu kilometer dari lokasi pengungsian untuk BAB. Sementara untuk buang air kecil, mereka melakukannya di tempat-tempat sepi seperti belakang bangunan atau rerumputan.
Basruddin (40), warga Kelurahan Lere mengungkapkan kondisi pengungsi di halaman kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu di Jalan Diponegoro yang sangat memprihatinkan dan selalu kesulitan ketika hendak buang air.
“Sebelumnya ada satu WC di rektorat IAIN yang disediakan. Tapi saat ini sudah tersumbat karena terlalu banyak yang menggunakannya,” ujar ayah dua anak ini, Sabtu (13/10).
Pria yang berprofesi sebagai nelayan ini menjelaskan untuk buang air besar ia dan pengungsi lainya harus ke sungai terdekat sekira satu kilometer. Meski begitu, untuk kebutuhan mandi dan mencuci masih cukup tersedia di kampus hijau tersebut.
“Hanya untuk buang air besar saja yang kesulitan. Semoga saja ada perhatian pemerintah terhadap masalah ini. Karena kami juga sudah tidak bisa balik ke rumah sebab semua rumah kami sudah rata dengan tanah disapu tsunami,” ujarnya lirih.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara