Jakarta, Aktual.com – Habib Muhammad Hanif bin Abdulrahman Alatas dan Habib Bahar bin Alwi bin Smith dipersekusi oleh sekelompok massa di Bandara Sam Ratulangi Manado, pada Senin sore (15/10). Sekelompok massa itu melakukan penghadangan dan menggelar demonstrasi penolakan kedatangan Habib Hanif dan Habib Bahar dengan melakukan tarian tradisional Minahasa.
Dengan mengklaim sebagai perwakilan organisasi Masyarakat Adat Minahasa, Sekitar sembilan organisasi masyarakat (ormas) adat telah berkumpul sejak pukul 14.00 WITA.
Massa menolak kedatangan kedua ulama dan habib itu dengan dalih, keduanya, dinilai sebagai ulama yang isi ceramahnya provokatif, intoleran dan radikal.
“Torang (kami) menolak ini oknum yang dalam ceramah-ceramahnya provokatif, intoleran, radikalis,” teriak salah seorang pengunjuk rasa dengan aksen daerah sebagaimana dikutip dari video rekaman yang diberikan FPI pusat, ditulis Rabu (17/10).
Massa mengklaim, penolakan tersebut bukan termasuk perilaku barbar, namun sebagai orang Minahasa yang beradat. “Torang bukan orang bar-bar, torang beradat, orang minahasa beradat, berbudaya,” teriaknya.
“Kasih keluar dulu dia … itu… si Habib Smith itu,” terdengar pula suara pendemo lain.
“Jangan torang (kami) masuk bandara, kalau dia enda keluar, torang (kami) yang masuk,” cetusnya.
“Hingga saat ini Habib Hanif Alatas masih tertahan di bandara,” lapornya.
Sementara itu, Frangky Boseke dari Watak Esa Energi serta Mahasa, mengatakan kedua habib itu ditolak dengan dalih tudingan sebagai “pencuci otak masyarakat”.
“Mereka penyebar paham radikalisme,” ujar Boseke dikutip media lokal Manado Post Online.
Untuk diketahui, kedatangan Habib Muhammad Hanif bin Abdulrahman Alatas dan Habib Muhammad dan Bahar bin Alwi bin Smith di Manado ialah untuk menghadiri acara haul ayahanda dari Habib Bahar bin Smith serta kegiatan tabligh akbar di Masjid Habib Alwi bin Smith.
Artikel ini ditulis oleh: