Indra Sjafri

Jakarta, Aktual.com – Lawan pertama Indonesia dalam Piala Asia U-19, Taiwan memiliki potensi untuk menyulitkan tim Garuda Muda dalam pertandingan pertama Grup A Piala Asia U-19, Kamis (19/10).

Taiwan dinilai tidak sekuat dua negara peserta Grup A lainnya, yaitu Qatar dan Uni Emirat Arab. Dengan demikian, negara yang terletak di Pulau Formosa ini pun dinilai memiliki kans kecil untuk lolos dari babak penyisihan grup.

Alasan pertama, sejak Piala U-19 Asia pertama kali bergulir tahun 1959, Taiwan hanya sekali menorehkan catatan apik, yakni kala merebut tempat ketiga pada tahun 1966 di Filipina.

Setelah itu, pada delapan keikutsertaan lainnya di turnamen serupa, Taiwan tidak dapat keluar dari penyisihan grup.

Dan, sebagai catatan, timnas U-19 Taiwan terakhir kali di Piala U-19 Asia yaitu pada tahun 1974. Setelah itu, Taiwan absen sampai akhirnya kembali terlibat pada tahun 2018.

Kedua, persiapan Taiwan menuju Piala U-19 Asia 2018 tidak maksimal. Kondisi ini dikatakan pelatih Wang Chia-Chung.

Wang mengakui timnya memiliki persiapan singkat yang tidak terlalu bagus. “Bahkan sebagai tim kami minim pertandingan uji coba internasional,” tutur dia.

Sementara timnas U-19 Indonesia memiliki prestasi yang lebih baik di Piala U-19 Asia. Pernah juara pada tahun 1961, Indonesia bahkan sempat melangkah ke Kejuaraan Remaja Dunia FIFA, cikal bakal Piala U-20 Dunia, pada tahun 1979, meski hanya mencapai perempat final Piala U-19 Asia 1978.

Selain itu, tim Indonesia yang kini dilatih Indra Sjafri juga mendapatkan pengalaman yang cukup berharga dari empat pertandingan uji coba internasional, yakni menghadapi Thailand, China, Arab Saudi dan Yordania.

China dianggap mewakili kekuatan Asia Timur, kawasan yang menjadi asal tim Chinese Taipe. Sementara dari Arab Saudi dan Yordania, Indonesia dinilai bisa memperkirakan kekuatan kesebelasan Timur Tengah sebagai modal menghadapi Uni Emirat Arab dan Qatar di Grup A Piala U-19 Asia.

Meski demikian, tim Taiwan tidak boleh dipandang sebelah mata, sebab di Piala U-19 Asia mereka diperkuat setidaknya tiga pemain yang menimba ilmu di Eropa.

Mereka adalah Miguel Filip Sandberg dan Karl Fredik Josefsson yang bermain di Swedia, serta William Rupert James Donkin yang merumput untuk tim muda klub Liga Inggris Crystal Palace.

Memang, berlatih dan berlaga di Eropa bukan jaminan seorang pemain dapat berpengaruh besar di tim, tetapi mentalitas, fisik dan teknik mereka yang ditempa di ketatnya persaingan sepak bola Benua Biru patut diwaspadai.

Di sinilah kejutan itu bisa terjadi, karena tidak jarang hasil akhir laga sepak bola ditentukan oleh kualitas individu pemain. William Donkin, misalnya, meski masih berusia 17 tahun, pria blasteran ini memiliki segudang pengalaman, bahkan sudah delapan kali memperkuat tim senior Taiwan.

Timnas U-19 Indonesia, yang juga diperkuat pemain liga Eropa Egy Maulana dari klub Liga Polandia Lechia Gdansk, tentu harus mewaspadai hal itu. Pemain bertipikal Eropa biasanya dikenal kuat dan sulit dihadang secara fisik. Butuh kerja sama dan kesolidan tim untuk menghentikan mereka.

Dan, barisan pertahanan Indonesia yang kemungkinan besar diisi Nurhidayat Haji Haris, Rahmad Irianto, Asnawi Mangkualam dan Firza Andika harus lebih berhati-hati memantau pergerakan lawannya.

Pelatih Indra Sjafri pun sepertinya lebih cocok menggunakan formasi 4-2-3-1. Alih-alih formasi menyerang 4-3-3 untuk meredam lini tengah Chinese Taipei yang diisi Donkin sekaligus menekan pemain bertahan lawan.

Dua gelandang tengah di depan bek bisa diisi oleh Muhammad Luthfi Kamal dan Syahrian Abimanyu. Sementara Witan Sulaeman diplot sebagai gelandang serang di belakang penyerang dan Saddil Ramdani serta Egy Maulana Vikri mengisi sisi kiri-kanan.

Untuk penyerang utama, Indra sepertinya lebih baik menurunkan Muhammad Rafli Mursalim yang dapat menjadi pemantul bola. Rafli memiliki kemampuan sundulan baik dan itu membuat dia menjadi “target man”, pembuka ruang bagi Saddil, Egy dan pemain lainnya.

Namun, itu semua bergantung pada pelatih Indra Sjafri yang kerap menerapkan strategi penguasaan bola dengan umpan-umpan pendek. Pelatih asal Sumatera Barat itu juga mengantisipasi bola mati agar tidak membawa hasil negatif dari pertandingan kontra Taiwan.

“Akhir-akhir ini kami juga terus memperbaiki kualitas pertahanan,” kata Indra.

Pertandingan Grup A Piala U-19 Asia 2018, timnas U-19 Indonesia kontra Chinese Taipei berlangsung pada Kamis (18/10) mulai pukul 19.00 WIB di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta.

Di hari yang sama, Grup A akan terlebih dahulu mempertandingkan Uni Emirat Arab menghadapi Qatar mulai pukul 16.00 WIB juga di SUGBK.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan