Cianjur, Aktual.com – Dua ribuan orang yang tergabung dalam Persatuan Islam (Persis) Cianjur, Jawa Barat, menggelar aksi damai menolak keberadaan LGBT di halaman kantor DPRD Cianjur, Selasa (23/10).

Massa yang datang dengan berjalan kaki dari area parkir Cianjur Super Mall itu, membawa famplet dan spanduk dengan berbagai tulisan penolakan.

Sesampainya di depan gedung rakyat, sejumlah orator secara bergantian menyampaikan tuntutan terhadap pemerintah dan mendesak dibuatnya perda larangan LGBT di Cianjur.

“Kami meminta pemerintah untuk menyelamatkan generasi bangsa Indonesia khususnya di Cianjur dari pengaruh LGBT,” kata Koordinator aksi Agung Rijaludin.

Ia menjelaskan sekitar 2000 orang yang hadir dalam aksi damai tersebut merupakan warga Persatuan islam dan otonom, meminta DPRD Cianjur sebagai wakil rakyat untuk menyampaikan aspirasi warga ke pemerintah.

“Lambat-laun perilaku dan segala bentuk kemaksiatan yang dilarang agama itu, dapat merusak generasi muda. Bupati harus mengeluarkan Perda tentang larangan berkembang atau aktivitas LGBT di Cianjur,” katanya.

Berdasarkan data dari KPA Cianjur, tercatat jumlah LGBT di wilayah tersebut mencapai ribuan orang terhitung sejak dua tahun lalu jumlahnya terus bertambah.

Bahkan dalam orasinya mereka mengancam akan memberantas LGBT dengan caranya sendiri, jika tuntutan tersebut tidak dilaksanakan pemerintah karena berbagai pertimbangan.

“Mudah bagi kami untuk memberantas keberadaan LGBT, kalau pemerintah tidak segera merespons tuntutan kami. Kami keluarga besar Persatuan Islam akan bertindak dengan cara kami sendiri,” katanya.

Mereka juga berharap pemerintah segera menyiapkan tempat atau karantina yang berfungsi untuk menampung LGBT agar tidak menjadi penyebar penyakit mematikan atau kelainan seks pada orang lain.

“Kami tidak membenci orangnya, tapi kami membenci perbuatannya. Kami siap bersama-sama untuk membawa mereka kembali dalam kehidupan normal,” kata Agung.

Setelah sempat diterima anggota DPRD Cianjur yang berjanji akan menyampaikan aspirasi ribuan orang tersebut, massa akhirnya membubarkan diri dengan tertib dibawah pengawalan aparat keamanan.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: