Suasana museum Bursa Efek Indoneaia (BEI) di Jakarta, Kamis (26/4). Kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) yang masih akan berlangsung hingga tahun depan serta imbal hasil surat utang AS yang menembus level psikologis menyebabkan pasar saham Asia meriang sepekan ini. IHSG turun 2,81% ke 5.909. IHSG menggenapi penurunan sepekan atau lima hari perdagangan berturut-turut. Kamis (26/4), Dalam lima hari penurunan, IHSG merosot 7,03%. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Rata-rata nilai transaksi harian saham (RNTH) ditargetkan mencapai Rp9 triliun pada 2019.

Target ini dipilih Bursa Efek Indonesia (BEI) menyusul implementasi percepatan siklus penyelesaian transaksi yang semula tiga hari (T+3) menjadi T+2 saja.

“Target itu didasari implementasi percepatan siklus penyelesaian transaksi pada 26 November 2018,” katar Direktur Utama BEI Inarno Djajadi usai rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) di Jakarta, Kamis (25/10).

Inarno menyebutkan, target ini juga didasarkan pada asumsi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil di atas 5%, dan proyeksi peningkatan jumlah partisipasi dan aktivitas transaksi investor pada 2019.

“Peningkatan jumlah emuien di BEI juga akan turut mendorong target BEI. Penambahan jumlah efek diharapkan mendorong minat investasi masyarakat,” katanya.

Faktor lainnya, ia menyampaikan, adalah layanan pendanaan efek oleh PT Pendanaan Efek Indonesia, serta implementasi program Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan “self regulatory organization (SRO) pasar modal dalam hal Simplikasi Pembukaan Rekening Efek.

Inanrno Djajadi menyampaikan, target RNTH itu masuk dalam Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) 2019, dan telah disetujui oleh pemegang saham dalam RUPSLB.

Dalam kesempatan sama, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota BEI, Laksono W. Widodo mengatakan pihaknya juga bakal mengembangkan variasi layanan dan peluncuran produk baru untuk menunjang pencapaian target BEI itu.

“Pengembangan produk yang akan dilakukan adalah pengembangan produk derivatif berbasis Surat Utang Negara serta pengembangan produk derivatif untuk pasar ekuitas meliputi Pengembangan Structured Warrants, Pengembangan Single Stock Futures, Pengembangan Indeks Futures,” paparnya.

Selain itu, lanjut dia, BEI juga berencana meluncurkan berbagai variasi indeks acuan baru, yang diharapkan dapat menjadi acuan baru dalam pengembangan produk investasi oleh pelaku Pasar Modal Indonesia.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan