Jakarta, Aktual.com – Direktur EBTKE Kementerian ESDM Rida Mulyana mengungkapkan realisasi investasi dari sektor energi baru terbarukan dan konservasi energi (EBTKE) pada kuartal III baru mencapai sekitar USD800 miliar. Padahal, target investasi yang dicanangkan pada tahun 2018 sebesar USD2,01 miliar.
“Target investasi di 2018 sebesar USD2 miliar, tapi di triwulan III (2018) baru mencapai 40 persen. Ada dua alasan realisasi belum optimal. Pertama, adanya penundaan pengeboran di sejumlah lokasi pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), serta terhambat oleh Daftar Penyedia Terseleksi (DPT) yang belum dikeluarkan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN),” ujar Rida di Jakarta, ditulis Sabtu (27/10).
Menurutnya, investasi EBT didominasi jenis PLTP yang berkontribusi sekitar 65% terhadap target dan realisasi investasi serta Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari EBTKE. Akibat adanya penundaan pengeboran PLTP,maka realisasi investasi akhirnya juga bergeser.
“Misalnya, lokasi untuk geothermal Star Energy, Pertamina melakukan penundaan pengeboran yang akhirnya berdampak pada capaian realisasi investasi panas bumi agak melamban,” ujar Rida.
Namun dirinya optimistis capaian investasi panas bumi bisa mencapai target USD1,2 miliar karena masih banyak investor yang berminat pada sektor ini. Selain penundaan pengeboran, lanjutnya, alasan kedua terkait DPT yang belum dikeluarkan PLN, sehingga menghambat proses lelang dan pengerjaan.
“DPT belum keluar-keluar apa yang mau dikerjakan? Lelang belum, karena DPT belum keluar,” imbuhnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka