Jakarta, Aktual.com – Pokja Pembiayaan, Infrastruktur dan Pembiayaan Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) dalam sepekan ini melakukan kunjungan kerja ke Papua untuk melihat progres pembangunan infrastruktur.

Kunjungan kerja dipimpin Ketua Pokja, Sony Harsono yang diawali memantau pos Lintas Batas Negara dengan Papua Nugini (PNG) di Skouw. Mereka melihat bagaimana pengelolaan wilayah perbatasan RI dan PNG itu.

Sejak diresmikan pada 2017, lalu lintas kunjungan warga antar dua negara meningkat dengan cepat. Hal itu disebutkan Sony dalam keterangan resmi yang diterima, di Jakarta, Kamis (1/11).

Menurut Sony, peningakatan aktifitas ekonomi warga terlihat dari adanya kenaikan yang melonjak kunjungan warga PNG untuk berbelanja barang kebutuhan pokok, elektronik, dll di pasar itu.

Hal itu pun diakui oleh Frans Imbiri, petugas di pos lintas batas Skouw. Dia menuturkan pasar dibuka dua kali dalam seminggu. Transaksi dagang terus meningkat hingga pada akhir 2017 mencapai total Rp50 miliar.

“Problem yang terjadi adalah kesulitan konversi mata uang PNG dari Kina ke mata uang hard currency lainnya. Ke depan perlu kerja sama antar otoritas keuangan di antara kefua negara untuk menyelesaikan masalah tersebut,” terang Frans.

Dia menyebutkan, daya tarik Skouw bukan saja memikat penduduk PNG, namun juga sudah merambah sampai warga Pasifik Selatan lainnya seperti Vanuatu dan Fiji.

Tim Pokja juga melakukan kunjungan untuk melihat kemajuan pembangunan jembatan Holtekamp yang menghubungkan wilayah Jayapura ke perbatasan Skouw. Dengan jembatan itu diperkirakan akan memicu aktivitas perekonomian serta menciptakan kegiatan ekonomi baru.

“Dan yang patut dibanggakan pembangunan ini sepenuhnya dikerjakan oleh anak bangsa, mulai dari perencanaan gambar, fabrikasi, sampai dengan tahap konstruksi,” imbuh anggota Pokja, Toto Pranoto.

Total panjang jembatan, termasuk pemyambung darat, kata dia, mencapai hampir 2 km dengan bentang jembatan utama mencapai hampir 400 m.

Untuk fabrikasi dikerjakan oleh BUMN PT PAL dan Boma Bisma Indra, sementra konstruksi dikerjakan oleh konsorsium PTPP-HK- Nindya Karya. “Total investasi pembangunan diperkirakan mencapai Rp 1,8 triliun,” kata dia.

Wilayah lain yang dikunjungi adalah pembangunan jalan Trans Papua di Wamena. Total trans Papua mencapai hampir 3.259 km, dimana sub jalan Jayapura-Wamena sepanjang 585 km.

“Kami sudah saksikan yang beraspal mencapai 345 km. Ruas jalan yang sedang dikerjakan saat ini adalah trase Wamena-Nduga. Pihak Bina Marga sedang konsentrasi mengebut pembangunan ruas jalan tersebut sampai dengan setahun ke depan,” lanjut Sony.

Selain kunjungan, tim Pokja juga menggelar FGD dengan melibatkan Bank Indonesia, akademis dari Universitas Cenderawasih, dan lainnya.

Menurut Kepala Perwakilan BI Papua, Joko Supratikno percepatan pembangunan infrastruktur punya pengaruh penting terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi, terutama untuk sektor non komoditi tambang.

Kondisi itu karena konektivitas yang makin baik dengan adanya perbaikan akses transportasi dan memudahkan transaksi komoditas pertanian, bahan bakar dan material untuk pembangunan.

“Hal ini juga penting dalam rangka meningkatkan kontribusi PDRB Papua dari sektor non tambang yang saat ini jumlahnya masih tertinggal dari dominasi sektor tambang,” kata dia.

Artikel ini ditulis oleh: