Ribuan umat Islam dari berbagai daerah mengikuti gelaran 'Aksi Bela Tauhid 211' di bundaran Patung Arjuna Wijaya, yang terletak di persimpangan Jalan MH Thamrin dan Jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat, Jum'at (2/11). AKTUAL/WARNOTO
Ribuan umat Islam dari berbagai daerah mengikuti gelaran 'Aksi Bela Tauhid 211' di bundaran Patung Arjuna Wijaya, yang terletak di persimpangan Jalan MH Thamrin dan Jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat, Jum'at (2/11). AKTUAL/WARNOTO

Jakarta, Aktual.com – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto menuding organisasi yang telah dibubarkan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) sebagai pihak yang menunggangi aksi bela tauhid.

“Untuk demonstrasi yang dua kali itu ternyata memang ditunggangi kelompok-kelompok yang memanfaatkan untuk kepentingan politik, dimanfaatkan untuk teman-teman HTI tetap eksis,” kata Wiranto usai dialog dengan pimpinan ormas Islam di kantornya, Jakarta, Jumat (11/9).

Wiranto tidak membeberkan secara rinci bukti atau petunjuk yang dapat membenarkan pernyataannya tersebut.

Mantan Panglima TNI itu justru mencoba berdalih dengan berpesan kepada umat Islam untuk tidak terjebak dan mewaspadai kepentingan terselubung dalam aksi demonstrasi.

Demonstrasi yang terkadang bertujuan baik untuk membangun suatu pemahaman positif, dikatakannya dapat ditunggangi kelompok lain untuk kepentingan politik.

Selama ini, ujar Wiranto, masih terjadi perdebatan cukup sengit tentang pembakaran bendera dari sudut pandang bendera tersebut dinilai bendera HTI dan sudut pandang bendera tauhid.

Polisi telah menjalankan proses peradilan kepada pembakar atau pun pembawa bendera, tetapi aksi bela tauhid tetap digelar sebanyak dua kali.

Kini, meski dialog antara pemerintah dan para pemimpin ormas Islam tentang peristiwa pembakaran bendera di Garut mencapai kesepakatan dan diharapkan tidak terdapat kegaduhan kembali, ia berencana mengadakan dialog dan pertemuan secara berkala.

“Saya kira pertemuan seperti ini akan saya lakukan secara berkala, secara periodik agar kebesamaan kita, baik sesama umat Islam atau antaragama tetap terjaga,” ucap Menkopolhukam.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan