Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri memberikan sambutan saat membuka Rapat Koordinasi Bidang Politik & Keamanan Tingkat Nasional di Kantor DPP PDI Perjuangan, Menteng, Jakarta, Kamis (3/5). Rakor bidang politik dan keamanan tingkat nasional tersebut dilakukan untuk menyambut tahun politik 2018 dan 2019. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia (PDIP) Megawati Soekarnoputri, menyebut nama Ketua Umum Partai Gerindra yang juga Calon Presiden (Capres) nomor urut 02 Prabowo Subianto dalam sebuah acara partai tersebut.

Ia berpendapat, Prabowo telah dikelilingi oleh orang-orang yang disebutnya sebagai pengkritik yang buruk.

“Kalau saya bilang, kasihan beliau. Kenapa orang di lingkungannya seperti begitu? Seakan-akan orang di lingkungannya yang selalu menjalankan hal-hal yang buruk, yang mengkritisi pemerintah dengan cara yang menurut saya bukan kritikan positif,” katanya.

Hal ini diungkapkan Megawati saat memberikan sambutan dalam acara Sekolah Calon Anggota Legislatif (Caleg) PDIP Angkatan III di kantor PDIP, Jakarta Pusat, Kamis (15/11).

Sebelum menyebut nama Prabowo, Mega telah berbicara panjang lebar tentang ketergantungan manusia terhadap teknologi. Ketergantungan terhadap teknologi, termasuk pada media sosial, dinilainya telah mengurangi kadar kemanusiaan dalam sebuah masyarakat.

Akibatnya, orang-orang pun saling menghujat satu sama lain dan ironisnya hal ini justru menjadi tren bagi masyarakat Indonesia.

“Ndak pernah saya menghujat orang. Boleh cari di mana, ngomongin siapa, ndak (pernah),” kata Presiden ke-5 RI ini.

“Sampai Pak Prabowo pun dengan saya hormat karena saya tidak pernah mengatakan hal-hal yang jelek. Prabowo juga tidak pernah menjelekkan saya,” sambungnya.

Ketika membicarakan Prabowo, Mega yang masih memberikan sambutan pun dihampiri oleh Wasekjen PDIP Eriko Sotarduga.

Seakan mendapat peringatan terkait isi sambutanya, Mega justru mengatakan bahwa dirinya memang sengaja mengatakan hal itu karena tahu terdapat awak media yang meliput acara tersebut.

“Oh ya saya ingat kok. Saya sengaja buka ke media. Ini adalah hal yang perlu saya katakan, kalau medianya mau,” kata Mega.

Ia menambahkan, dirinya sangat mengenal baik Prabowo seraya mengaku tidak pernah mem-bully-nya.

“Kalau saya sebut Pak Prabowo lalu di-bully, saya telepon Pak Pabowo, aneh kan? Kasihan kan,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia juga mengaku prihatin terhadap aksi saling bully yang menjadi tren masyarakat. Mega menilai, aksi bully merupakan salah satu aksi adu domba anak bangsa, dan hal ini sama sekali tidak dapat diterimanya karena hal ini berpotensi menimbulkan perpecahan bangsa.

“Apa keuntungan buat republik ini (dengan saling bully)? Hanya mau cari menang? Mana Luber dan Jurdil (langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil)? Kok tidak didengungkan,” ucap Mega seraya bertanya.

“Karena kalau kita mau membangun demokrasi, ya demokasi yang bagus dong. Apakah ini kita berdemokrasi? No, no,” tutupnya.

 

Teuku Wildan

Artikel ini ditulis oleh: