Jakarta, Aktual.com – Anggota DPR RI dari Fraksi Demokrat Putu Supadma Rudana menyayangkan pernyataan Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi- Ma’ruf Amin, Erick Tohir yang mengklaim bahwa ekonomi kreatif baru ada di era presiden ke 7 tersebut.
“Saya sangat menyayangkan pernyataan Erick Thohir yang mengklaim bahwa Presiden Jokowi merupakan Presiden pertama yang perhatian pada industri kreatif di Indonesia,” kata Putu dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Kamis (22/11).
Putu menilai jika orang sekaliber Erick Thohir sangat tidak paham dan dapat mempermalukan pasangan calon yang didukungnya di Pilpres 2019 nanti, lantaran apa yang disampaikannya tidak berdasarkan fakta.
“Padahal, sejak 2006 Presiden ke 6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sudah menginstruksikan pengembangan Ekonomi kreatif di negeri ini,” ujarnya.
Tidak hanya itu, anggota komisi X DPR RI dari Dapil Bali tersebut menyebutkan justru di era kepemimpinan Jokowi anggaran yang ditujukan dalam pengembangan ekonomi kreatif justru menurun.
“Saya juga berharap Pak Erick jujur berbicara? Apakah Pak Erick Thohir tau data dan paham bahwa di era saat ini, pemerintah menurunkan anggaran dari sekitar 1,5 T menjadi hanya 659 M di tahun 2019 untuk badan ekonomi kreatif?,” ungkapnya.
“Saya sebagai anggota komisi X DPR RI justru merasa bahwa Bekraf ini pelan pelan dikerdilkan bukan diperhatikan, padahal banyak program-program ekonomi kreatif yang berfokus pada kearifan lokal dan memberikan kontribusi kepada masyarakat harus dikembangkan dengan maksimal,” papar dia.
Oleh karena itu, ia berpendapat jika apa yang disampaikan Erick Thohir sangat tidak berdasar atas fakta yang ada.
“Dengan pernyataan di atas saya justru melihat bahwa Erick Thohir ini yang aneh dan tidak paham substansi karena mengaku-ngaku, asal bicara dan asal bapak senang (ABS),”. terangnya.
“Lebih baik Pak Jokowi mempertimbangkan kembali, apakah Erick Thohir pantas sebagai ketua tim kampanye nasional (TKN) Jokowi – Maaruf,” pungkas Putu.