Suasana proyek pembangunan proyek light rail transit atau LRT di Jalan HR Rasuna Said, Jakarta, Senin (28/5/18). Progres pembangunan LRT Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi (Jabodebek) tahap pertama sampai dengan awal Mei 2018 sudah mencapai 37,40 persen. Untuk trase Cawang-Cibubur mencapai 59 persen, Cawang-Kuningan-Dukuh Atas 21,20 persen, dan Cawang-Bekasi Timur 33,30 persen, Jadi progres LRT Jabodebek saat ini masih sesuai dengan target penyelesaian proyek pada 2019. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Penundaan sementara pembangunan kereta ringan (LRT) dan jalur kereta cepat Jakarta-Bandung tidak akan menimbulkan masalah, karena bertujuan mengurangi volume kendaraan di jalur tol Jakarta-Cikampek (Japek), kata ekonom dari Universitas Indonesia (UI), Lana Soelistianingsih.

“Tidak masalah menunda sementara LRT Jabodetabek dan kereta cepat Jakarta-Bandung hingga Lebaran tahun depan. Karena macet lebih dari lima jam bahkan puluhan jam itu mengganggu distribusi barang dan high cost perjalanan,” ujar Lana saat dihubungi di Jakarta, ditulis Sabtu (24/11).

Ia mengatakan bahwa jalur Japek itu terdapat tiga proyek besar, yaitu tol layang Jakarta-Cikampek, LRT Jabodetabek, dan kereta cepat Jakarta-Bandung yang dibangun secara bersamaan. Jalan tol tersebut juga menjadi jalur pengiriman pasokan bahan pangan, seperti sayuran atau beras dari Bandung ke Jakarta. “Bila barang-barang tersebut kosong di pasaran, tentu akan menyebabkan harga bahan pangan tersebut meningkat,” imbuh Lana. Selain itu, sambungnya, investor asing dari Jepang dan Korea justru terbantu dengan penundaan kedua proyek tersebut.

Selain itu, waktu tempuh ke lokasi kerja lebih cepat dibanding ketika proyek-proyek tersebut masih berjalan. Sebab, jalur tol ini merupakan jalan utama menuju lokasi kawasan industri.

Bila dikaitkan dengan pendanaan pemerintah, ia menegaskan bahwa penundaan kedua proyek itu tidak ada kaitannya. “Pendanaan pemerintah itu baik karena penerimaan pajak dan bea cukai itu lebih tinggi dibanding tahun lalu, yakni 15-17 persen (year on year (YoY), termasuk juga penerimaan bukan pajak juga naik,” ujar Kepala Riset Samuel Aset Manajemen. Saldo penerimaan rekening pemerintah di Bank Indonesia dan bank komersial juga menunjukkan kenaikan. Saldo yang meningkat itu memerlihatkan bahwa pemerintah memiliki pemasukan, kata Lana.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: