Dari kiri ke kanan, Moderator Frisca Clarisa, Tokoh Muda NU Zuhairi Misrawi, Direktur Voxpol Center Pangi Syarwi  Chaniago, Wasekjen DPP PPP Achmad Baidowi, Pakar Komunikasi Politik Emrus Sihombing dan Direktur LSIN Yasin Mohammad saat menjadi pembicara dalam Diskusi Dialektika di Kawasan Menteng, Jakarta, Minggu (11/2/18). Diskusi yang diselenggarakan oleh Lembaga Survei Independen Nusantara ini mengambil tema " Berebut Cawapres Jokowi : Peluang Koalisi Nasionalis-Santri". AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Menghadapi pemilu 2019, PKS membuat terobosan dengan menawarkan janji politik berupa penghapusan pajak kenderaan roda dua (sepeda motor) cc rendah dan pemberlakuan sim seumur hidup.

Janji politik ini merupakan respon PKS terhadap situasi dan kondisi rill yang dihadapi masyarakat yang tengah mengalami kesulitan ekonomi.

Penghapusan pajak kenderaan bermotor dan pemberlakuan sim seumur hidup merupakan paket kebijakan yang akan bersentuhan langsung dengan masyarakat bawah (miskin). Kebijakan ini adalah bentuk keberpihakan pada masyarakat yg lebih luas terutama masyarakat kelas bawah yang dalam rezim Jokowi cenderung diabaikan.

Rezim saat ini terkesan lebih mementingkan kelompok kelas menengah ke atas dengan mengeluarkan banyak paket kebijakan mulai dari tax amnesty, tax holiday dan tax cut serta penyedian infrastruktur penunjang lainnya.

Keberpihakan kepada masyarakat adalah kunci dan prasarat utama bagi para politisi dan partai politik untuk meraih simpati memenangkan dukungan rakyat.

Keberanian PKS menawarkan janji politik berupa paket kebijakan ini patut diapresiasi. Langkah politik ini setidaknya bisa memecah kebuntuan di tengah situasi politik nasional yang hiruk-pikuk namun jauh dari substansi.

Langkah politik ini semestinya juga bisa dicontoh oleh partai-partai lainnya untuk berani menawarkan sesuatu yang lebih rill, program yang betul betul dibutuhkan rakyat ketimbang hanya hanyut oleh hiruk-pikuk politik nasional dan mengekor di bawah bayang-bayang capres-cawapres yang mereka dukung.

Namun ironinya capres-cawapres yang mereka dukung belum sepenuhnya memberi harapan dan visi yang jelas dan masih terjebak dalam sensasi ketimbang substansi.

Oleh: PANGI SYARWI CHANIAGO (Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting)

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta