Kartu Merah Fahri Hamzah (Foto: Istimewa)
Kartu Merah Fahri Hamzah (Foto: Istimewa)

Jakarta, Aktual.com – Tindakan pemerintah yang terkesan mengobok-obok Yayasan Super Semar disayangkan oleh beberapa pihak.

Salah satunya adalah Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah. Ia menilai, seharusnya hal ini tak perlu dilakukan karena yayasan tersebut terbukti memiliki peran positif selama Orde Baru.

“Semua orang pernah dapat beasiswa Super Semar, jadi pemerintah harus berdamai dengan masa lalu,” kata Fahri di kompleks parlemen, Jakarta, Senin (26/11).

Menurutnya, pemerintah tak perlu mengungkit persoalan masa lalu. Terlebih, Yayasan Super Semar sudah banyak menelurkan beasiswa bagi generasi muda di tanah air saat itu.

Ia menyebut sejumlah nama seperti mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD dan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasrudin Umar, sebagai contoh penerima beasiswa dari Yayasan Super Semar.

Dengan demikian, jelas Fahri, pemerintah harusnya memandang positif kehadiran yayasan Super Semar.

“Jadi ya terimalah dengan proses sejarahnya, enggak perlu kemudian jadi kita keliatan enggak punya pandangan positif terhadap apa yang terjadi di masa lalu,” kata Ketua Umum pertama KAMMI itu.

Menurutnya, penghormatan itu harus diberikan, terlepas dari Undang-Undang terkait yayasan yang sudah berubah. Karena dulu wadah seperti yayasan, adalah ranah privat. Berbeda dengan saat ini yang membutuhkan pertanggungjawaban, karena punya domain publik.

Fahri menegaskan, Yaasan Super Semar terlalu terlalu banyak jasanya bagi Indonesia. Sehingga pemerintah jangan gelap mata dan menuding secara serampangan. Termasuk dalam mengambil alih aset yayasan tersebut.

“Iya lah, enggak boleh lah, kalau negara mau mengambil alih, bilang aja baik-baik, siapa tahu dikasi baik-baik,” tandas Fahri.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan