Pembeli memilih telur di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Kamis (26/7). Harga telur dipasaran saat ini masih tergolong tinggi, harga telur dipasar tersebut dijual sebesar Rp 26.000/kg. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Presiden Forum Peternak Layer Nasional (PLN) Ki Musbar Mehdi mengakui bahwa saat ini permalasahan-permasalahan ketersediaan jagung pakan ayam layer tiap tahun yakni di bulan Agustus, September dan Oktober. Hal tersebut diungkapkan menyusul dengan mahalnya harga pakan ayam yang berupa jagung membuat siklus harga telur di pasaran melambung tinggi.

“Impor nya hanya 35 persen, tapi berkontribusi sebanyak 70 persen terhadap 1 kilo harga pakan ditambah lagi jagung,” katanya, Kamis (29/11).

Untuk itu kata Ki Musbar, agar kementerian serta lembaga-lembaga terkait untuk memikirkan solusi bagi peternak layer dengan cara membuat perencanaan yang terkait Kebutuhan pakan nasional.

“Kandungan 55 persen itu akan berkontribusi berapa itu hanya sekitar 30-35 persen,”paparnya.

Ki Musbar juga mengungkapkan bahwa pemerintah juga harus beperan aktif menyeleksikan seperti ini. Jika melihat dari komponen biaya pakan, 55 persen itu dari jagung yang sisanya adalah dari bahan pokok peternak unggas. Dan, pakan ini 35 persennya adalah impor.

“Memang kita tidak bisa berdiri sendiri. Harus ada koordinasi dengan kementerian, BUMN dan segala macamnya adalah kita buat mapping kebutuhan jagung kita itu berapa?” tandasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid