Beijing, Aktual.com – Warga Tibet sebaiknya tidak termakan kebohongan Dalai Lama dan memahami dengan jelas kepentingan pemerintahan Partai Komunis di kawasan itu, kata pemerintah China menjelang ulang tahun ke-60, yang sensitif, terkait pelariannya untuk mengasingkan diri.
Beijing mengerahkan bala tentara ke Tibet pada 1950, yang secara resmi dikatakannya pembebasan secara damai dan memerintah di sana dengan tangan besi sejak itu.
Dalai Lama, tokoh tertinggi dalam Buddhisme Tibet, mengasingkan diri ke India pada 1959 setelah pergolakan gagal melawan kekuasaan China.
China mencelanya sebagai pemberontak berbahaya, walaupun Dalai Lama mengatakan hanya menginginkan otonomi asli bagi tanah airnya, yang berpegunungan dan terpencil.
Dikutip surat kabar resmi Tibet Daily, Jumat (14/12), mengatakan dalam komentar panjang yang disiarkan di dalam jejaring, Dalai Lama tidak pernah mendorong kemerdekaan Tibet, menolak niatnya untuk mengupayakan “jalan tengah” dari otonomi asli. “Apakah ini ‘jalan tengah’ atau ‘tingkat otonomi tinggi’, tujuannya ialah berusaha dan menyangkal/menegasikan sistem sosialis, dan menyangkal/menegasikan sistem kawasan otonomi etnis,” kata harian itu.
Dikatakannya, Dalai Lama telah berusaha menggunakan kekuatan musuh di media Barat untuk menyebar “desas-desus dan fitnah” terhadap China guna mendrong kemerdekaan Tibet, mengabaikan kemerdekaan dan penghormatan yang diberikan kepada rakyat Tibet.
“Dalam menghadapi kebohongan ke-14 Dalai Lama, para warga yang beragam di Tibet bahkan seharusnya lebih menyadari bahwa Tibet baru yang sosialis menggantikan sistem feudal dan teistik Tibet lama merupakan keperluan sejarah, dan kemenangan bagi kebenaran dan rakyat,” kata surat kabar itu.
Sejauh ini belum ada reaksi segera atas komentar harian itu dari pemerintah di pengasingan yang berkedudukan di Tibet.
Kelompok Hak Asasi Manusia mengatakan situasi bagi warga etnis Tibet di dalam kawasan yang China sebut Wilayah Otonomi Tibet masih sangat sulit. Komisaris Tinggi PBB bagi HAM mengatakan kondisi pada Juni “memburuk cepat” di Tibet.
Pada pekan ini, Senat Amerika Serikat mengesahkan akta Akses Timbal Balik bagi Tibet, yang sekarang diserahkan ke Gedung Putih untuk Presiden Donald Trump tanda tangani menjadi undang-undang.
Tindakan itu berusaha mempromosikan akses ke Tibet untuk para diplomat AS dan pejabat lain, wartawan, dan warga negara lain dengan menolak masuk ke Amerika Serikat bagi pejabat China yang dianggap bertanggung jawab untuk membatasi akses ke Tibet.
Semua orang Asing memerlukan izin khusus untuk memasuki Tibet, yang pada umumnya diberikan kepada wisatawan tetapi sangat jarang bagi diplomat dan wartawan.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh: