Sydney, aktual.com – Australia secara resmi mengakui Yerusalem Barat sebagai ibu kota Israel, membalikkan puluhan tahun kebijakan Timur Tengah, tapi tak akan segera memindahkan kedutaannya, kata Perdana Menteri Scott Morrison pada Sabtu (15/12).

“Australia sekarang mengakui Yerusalem Barat, yang menjadi markas Knesset dan banyak lembaga pemerintahan, adalah ibu kota Israel,” kata Morrison.

“Kami akan memindahkan kedutaan kami ke Yerusalem Barat ketika memungkinkan,” katanya kepada wartawan di Sydney.

Morrison pada Oktober menyatakan terbuka untuk memindahkan kedutaan Australia dari Tel Aviv.

Keputusan Presiden Donald Trump memindahkan kedutaan Amerika Serikat ke Yerusalem dari Tel Aviv pada Mei menyenangkan Israel, membuat marah Palestina dan dunia Arab pada umumnya serta sekutu Barat-nya.

Pengumuman tiba-tiba Morrison pada Oktober dipandang sinis karena terjadi beberapa hari sebelum pemilihan umum sela penting di daerah pemilihan dengan perwakilan kuat Yahudi, tempat partainya kemudian kalah.

Pernyataan itu juga mengundang kecaman dari tetangga berpenduduk sebagian Muslim, seperti, Indonesia dan Malaysia, yang secara resmi tidak mengakui hak hidup Israel. Negara Arab mengkhawatirkan langkah tersebut mengobarkan ketegangan di Timur Tengah.

Israel menganggap seluruh Yerusalem adalah ibukotanya, termasuk bagian timur, yang dicaploknya sesudah perang Timur Tengah pada 1967, dan menginginkan semua kedutaan besar berkantor di sana. Masyarakat dunia meyakini kedudukan Yerusalem harus diselesaikan melalui perundingan.

Kedudukan Yerusalem, rumah bagi tempat suci agama Islam, Yahudi dan Kristen, adalah salah satu hambatan terbesar bagi perjanjian perdamaian Israel dengan Palestina, yang menginginkan Yerusalem Timur diakui sebagai ibu kota negara Palestina.

Morrison menyatakan Australia tidak akan memindahkan kedutaannya ke Yerusalem Barat hingga kedudukan akhir kota ditentukan, tapi mengatakan bahwa kantor perdagangan dan pertahanan akan dibuka di sana.

Ia menegaskan dukungan Australia bagi penyelesaian dua-negara dengan Yerusalem Timur sebagai ibukota Palestina.

“Yang kami katakan adalah kami harus bergerak maju. Kebuntuan memburuk harus dipatahkan,” katanya.

 

 

Antara

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang