Ilustrasi hak paten

Jakarta, Aktual.com – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) berhasil menambah 493 paten dalam empat tahun terakhir, melampaui akumulasi 23 tahun kinerja kekayaan intelektual.

“Jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan akumulasi dalam 23 tahun yang hanya menghasilkan 367 paten saja,” kata Kepala LIPI Laksana Tri Handoko di Jakarta, Rabu (19/12).

Sementara 28 Hak Cipta berhasil diperoleh. Angka ini, menurut dia, lebih baik dibandingkan perolehan selama 19 tahun (1995-2014) yang hanya 26 Hak Cipta.

Dari segi publikasi, menurut Handoko, LIPI berada di peringkat pertama Webometrics kategori website lembaga penelitian di Indonesia. “Untuk regional Asia Tenggara LIPI berada di peringkat empat, sedangkan untuk ranking global LIPI berada di peringkat 563”.

Selain itu, selama periode 2014 hingga 2018, peneliti LIPI telah menghasilkan 7.994 publikasi ilmiah. Sebanyak 45 persen diantaranya adalah publikasi ilmiah bereputasi internasional, lanjutnya.

Dalam acara Refleksi 2018 serta Anugerah Media dan Mitra Kerja Sama LIPI ia menyampaikan program dan kegiatan LIPI yang sudah berjalan sepanjang tahun 2018, diantaranya Bioresources di Era Industri 4.0, Teknologi Komputasi LIPI untuk Society 5.0, Riset Samudra untuk Poros Maritim Dunia, Penguatan Peran Ilmu Sosial dan Kemanusiaan dalam Era Globalisasi, serta Kolaborasi Iptek untuk Percepatan Pembangunan lewat Science Techno Park.

Beberapa capaian penting LIPI selama tahun 2018 diantaranya berbagai produk pangan fungsional untuk pencegahan stunting, Fasilitas Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB), Laboratorium Biosafety Level-3, bioethanol generasi kedua, serta inovasi Alat Identifikasi Kayu Otomatis (AIKO) untuk identifikasi jenis kayu dalam hitungan detik dengan dukungan High Performance Computer LIPI.

“Juga penemuan 50 jenis baru flora, fauna, dan mikrobiologi selama tahun 2018,” ujar Handoko.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan