Suasana museum Bursa Efek Indoneaia (BEI) di Jakarta, Kamis (26/4). Kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) yang masih akan berlangsung hingga tahun depan serta imbal hasil surat utang AS yang menembus level psikologis menyebabkan pasar saham Asia meriang sepekan ini. IHSG turun 2,81% ke 5.909. IHSG menggenapi penurunan sepekan atau lima hari perdagangan berturut-turut. Kamis (26/4), Dalam lima hari penurunan, IHSG merosot 7,03%. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (20/12), dibuka melemah seiring dengan pergerakan bursa saham eksternal.

IHSG BEI dibuka melemah 31,15 poin atau 0,50 persen menjadi 6.144,93. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 7,78 poin atau 0,79 persen menjadi 982,85.

Kepala Riset Valbury Sekuritas Alfiansyah, mengatakan bahwa IHSG bergerak melemah seiring pergerakan bursa saham di kawasan Asia.

“Pelemahan bursa saham itu seiring ketidakpastian perekonomian global serta naiknya suku bunga The Fed untuk yang keempat kalinya pada tahun 2018 ini,” katanya di Jakarta, Kamis.

Kendati demikian, menurut dia, pelemahan IHSG relatif masih terbatas. Pasalnya, aksi “window dressing” bisa memberikan kekuatan di pasar saham domestik.

“Window dressing” merupakan fenomena di pasar modal menjelang akhir tahun, dimana pelaku pasar menjual saham yang kinerjanya buruk dan menggantinya dengan saham yang memiliki kinerja positif.

Kepala Riset PT Paramitra Alfa Sekuritas Kevin Juido menambahkan fenomena “window dressing” akan menjaga kinerja pasar modal sehingga peluang IHSG kembali ke area positif cukup terbuka.

“Investor akan kembali masuk ke pasar memanfaatkan momen itu,” katanya.

Bursa regional, di antaranya indeks Nikkei melemah 246,35 poin (1,17 persen) ke 20.741,56, indeks Hang Seng melemah 118,88 poin (0,46 persen) ke 25.746,51, dan indeks Strait Times melemah 1,36 poin (0,04 persen) ke posisi 3.057,29.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: