BMKG (Istimewa)

Jakarta, aktual.com– Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa gelombang tinggi yang menerjang pesisir Serang yang mrnyebabkan sejumlah kerusakan merupakan tsunami.

Bahkan, BMKG menyampaikan kesimpulan tersebut setelah mendapatkan data dari 4 stasiun pengamatan pasang surut di sekitar Selat Sunda pada waktu kejadian tsunami, yaitu pukul 21.27 WIB.

Meski dinyatakan sebagai tsunami, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rachmat Triyono menyatakan, sebenarnya tidak ada aktivitas seismik di sekitar lokasi gelombang tinggi.

“Jadi masih belum jelas penyebabnya. Apakah mungkin karena aktivitas Krakatau? Kita belum tahu,” kata Rachmat seperti yang dikutip Kompas.com, Minggu (23/12).

Untuk diketahui, hasil pengamatan menunjukkan tinggi gelombang masing-masing 0.9 meter di Serang pada pukul 21.27 WIB, 0,35 meter di Banten pada pukul 21.33 WIB, 0,36 meter di Kota Agung pada pukul 21.35 WIB, dan 0,28 meter pada pukul 21.53 WIB di Pelabuhan Panjang.

Kendati demikian, BMKG menghimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh berita yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Tsunami sendiri bisa dipicu oleh beragam sebab, mulai dari aktivitas seismik, erupsi gunung berapi, jatuhnya asteroid, dan longsor bawah laut.

Melalui akun Twitter BMKG sebelumnya menyebutkan fenomena tersebut bukan tsunami dan hanya air pasang, kini sudah dihapus.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang