Wapres Jusuf Kalla

Jakarta, Aktual.com – Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai pelaksanaan kampanye Pilpres 2019 dalam tiga bulan terakhir belum efektif digunakan pasangan calon untuk menyampaikan visi, misi dan program kerja.

Tidak ada satu pasangan calon pun yang sejak awal melakukan sosialisasi dan kampanye terkait visi, misi dan program kerja; sehingga bahan kampanye kedua pasangan calon sejak September 2018 hanya saling membalas hal yang tidak substantif.

“Visi misi itu mestinya sejak awal disampaikan supaya orang (pasangan calon) debatnya pada visi-misi itu. Karena tidak ada bahan yang bisa dikritik, maka yang dikritik akhirnya perilaku, apalah itu, kejadian sehari-hari,” kata JK di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Selasa (8/1).

Jusuf Kalla mengatakan selama masa kampanye tiga bulan terakhir, peserta Pilpres 2019 lebih banyak melakukan pengenalan citra diri kepada masyarakat.

“(Kampanye) Sekarang ini baru tahap dikenal lebih jauh, walaupun tentu ‘incumbent’ Pak Presiden Jokowi itu dikenal tapi yang lain-lainnya kan perlu dikenalkan lebih jauh lagi. Dikenal, disukai, dipilih,” jelas JK.

Namun, lanjut JK, upaya kampanye citra diri tersebut tidak dibarengi dengan menonjolkan kemampuan masing-masing capres dan cawapres agar disukai oleh calon pemilih.

“Nah, kalau sudah dikenal maka harus menonjolkan kemampuan supaya disukai. Jadi kalau tidak ada (kemampuan), semua dibikinkan (oleh tim sukses), bagaimana orang mengatakan ‘saya suka dia karena yang bersangkutan pintar’? lanjut JK.

Pelaksanaan kampanye Pilpres dimulai sejak 23 September 2018 hingga 13 April 2019. Kampanye dengan metode debat pilpres akan diselenggarakan pada 17 Januari mendatang.

Sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) sempat mewacanakan untuk memberikan waktu khusus bagi peserta pilpres dalam menyampaikan visi, misi dan program kerja. Namun rencana tersebut dibatalkan oleh KPU dengan alasan kerepotan.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Zaenal Arifin