Gerhana bulan "super blue blood moon" terlihat dari kawasan gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (31/1). Fenomena langka yang terjadi bertepatan saat bulan berada dalam konfigurasi "supermoon", "blood moon" dan "blue moon" ini terjadi sekitar dalam kurun waktu 150 tahun sekali. AKTUAL/Tino Oktaviano

Semarang, Aktual.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan fenomena “Supermoon” yang disertai dengan Bulan purnama akan memicu limpasan air laut yang masuk ke darat atau rob di wilayah pesisir Kota Semarang.

“‘Supermoon’ yang disertai Bulan purnama akan memengaruhi pasang maksimal air laut,” kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas Semarang, Slamet Wiyono, di Semarang, Jumat (18/1).

Fenomena pasang air laut itu, kata dia, diprakirakan terjadi pada 19 hingga 22 Januari 2019.

Menurut dia, kawasan pesisir Kota Semarang yang biasa dilanda rob diperkirakan akan dilanda genangan yang lebih tinggi.

Prakiraan ketinggian maksimal naiknya permukaan air laut itu, kata dia, akan mencapai satu meter.

“Ketinggian maksimal diperkirakan terjadi pada 21 Januari 2019,” kata dia.

Peningkatan permukaan air laut, lanjut dia, diprakirakan terjadi mulai malam hingga dini hari dengan durasi mencapai enam jam.

Secara umum, menurut dia, fenomena “Supermoon” yang terjadi akibat grativasi Bulan saat jaraknya paling dekat dari Bumi itu akan melanda kawasan pesisir utara dan selatan Provinsi Jawa Tengah.

Oleh karena itu, kata dia, BMKG mengimbau masyarakat di wilayah pesisir, petani garam, dan kegiatan bongkar muat di pelabuhan untuk mewaspadai terjadinya pasang air laut itu.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Zaenal Arifin