Makassar, aktual.com – Banjir dan genangan air di sejumlah tempat pascahujan deras disertai angin kencang selama tiga hari terakhir yang mengguyur Kota Makassar, Sulawesi Selatan mulai surut.

“Hari ini kami sekeluarga sudah mau kembali ke rumah karena air sudah turun (surut). Mau bersih-bersih rumah dulu,” kata warga Jalan Kecapinya, Blok 10 Perumnas Antang, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Halim, di Makassar, Jumat (25/1).

Setelah membersihkan rumah, ia bersama keluarga akan langsung menempatinya lagi kendati banyak barang serta perabot rusak akibat terendam banjir selama dua hari.

“Banyak barang elektronik rusak, televisi, kulkas, ‘rice cooker’ (penanak nasi) sampai kasur juga masih basah. Mudah-mudahan tidak banjir lagi nanti,” ujarnya.

Selama terjadi banjir, ia bersama keluarga mengungsi ke rumah keluarganya yang aman dari genangan air.

Warga setempat lainnya di Jalan Biola Blok 10 Perumnas Antang, Marini, mengemukakan hal yang sama dengan Halim.

Ia membersihkan rumahnya yang sempat kebanjiran dan menjumpai berbagai barang di dalam rumah dalam kondisi rusak karena terendam air.

“Sementara bersihkan rumah ini, barang-barang banyak rusak, komputer, kulkas, dan lainnya. Sejak tinggal di sini sudah dua kali banjir besar,” katanya.

Ia berharap, Pemerintah Kota Makassar mencarikan solusi atas masalah banjir yang terjadi hampir setiap tahun tersebut.

“Semoga saja tahun depan tidak banjir lagi seperti ini. Pemerintah wajib melindungi dan membantu masyarakat apabila mengalami kesulitan, apalagi terkena bencana,” katanya.

Berdasarkan pantauan di sebagian wilayah tersebut, volume air mulai turun 10 sampai 40 centimeter dari sebelumnya 50 centimeter hingga 2,5 meter. Ratusan rumah di daerah itu sempat terendam air. Kondisi terparah di sepanjang Jalan Kecaping dan Terompet, sedangkan di Blok 8 Perumnas Antang, ketinggian air awalnya mencapai 1-1,5 meter. Saat ini, air yang menggenangi rumah mereka berangsur-angsur surut.

Banjir di daerah itu diduga karena melubernya air dari anak Sungai Nipa-Nipa Makassar yang berasal dari luapan Sungai Jeneberang Kabupaten Gowa. Luapan air meluas sampai daerah yang berbatasan dengan wilayah Maros dan menggenangi perumahan setempat.

Faktor lainnya, dibukanya pintu air Bendungan Bili-Bili karena ketinggian air sudah mencapai ambang batas ketentuan atau di atas 100 elevansi (debit) air saat hujan deras pada Selasa (22/1) hingga Rabu (23/1). Air yang dibuang dari pintu bendungan menuju Sungai Jeneberang kemudian meluber ke berbagai tempat dan menggenangi rumah-rumah warga Makassar, Gowa, dan Maros. Titik banjir lainnya di Kecamatan Biringkanaya, seperti di Kodam 3, Paccerakkang, sampai wilayah Daya.

Begitu juga di wilayah Kecamatan Panakukang, warga setempat mulai kembali ke rumah masing-masing untuk membersihkan barang-barang serta menyingkirkan sisa kotoran dan genangan air.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Zaenal Arifin