Bethlehem, aktual.com – Untuk pertama kali dalam 45 tahun, Bethlehem University telah membekukan perkuliahan pada Kamis (7/2) sampai pemberitahuan lebih lanjut setelah terjadi sengketa dengan Badan Mahasiswa mengenai uang kuliah.

Pejabat komunikasi Bethlehem University George Rishmawi mengatakan untuk pertama kali sejak berdiri pada 1973, universitas itu telah membekukan perkuliahan sampai pemberitahuan lebih lanjut setelah keputsan Badan Mahasiswa untuk mengganggu kuliah akibat sengketa mengenai biaya kuliah.

Walaupun universitas tersebut belum menerima bantuan tahunan sebesar 1,3 juta dolar AS dari Pemerintah Otonomi Palestina, Rishmawi membantah laporan media yang menyatakan kekurangan dana adalah penyebab pembekuan perkuliahan.

Wakil dari blok mahasiswa yang berafiliasi kepada Faksi Fatah di universitas itu, Mohammad Nofal, sebagaimana dilaporkan Kantor Berita Palestina, WAFA, Jumat (8/2), menyatakan alasan pemogokan saat ini ialah sengketa yang mestinya diselesaikan dua tahun lalu.

Menurut Nofal, pertikaian tersebut telah mencuat lagi setelah keputusan administrasi universitas untuk menaikkan dua-kali lipat biaya pelatihan buat mahasiswa yang mendaftar di Fakultas Ilmu Kesehatan dan Keperawatan.

Namun, di dalam surat yang dikeluarkan pada Rabu, Wakil Rektor Bethlehem University Peter Bray berkilah bahwa biaya buat mahasiswa program kuliah reguler “dirancang dengan sangat hati-hati dan kami berusaha mempertahankan biaya itu serendah mungkin” dan “mahasiswa membayar kurang dari separuh biaya yang ditawarkan buat kuliah dan Bethlehem University memperoleh sisa uangnya dari luar”.

Ia juga menyatakan biaya pelatihan yang jadi sengketa “ditetapkan pada 2016 dan akan tetap berlaku sebab anggaran buat universitas mencakup biaya tersebut dan semua mahasiswa membayarnya tahun lalu dan telah membayar lagi untuk tahun ajaran ini”.

Administrasi universitas menyampaikan keprihatinan bahwa “universitas tak bisa menyediakan pendidikan yang kami janjikan dan menyatakan Senat Mahasiswa bertindak dengan cara yang mengganggu perkuliahan”.

Administrasi universitas menyatakan universitas telah memutuskan membekukan perkuliahan “sampai universitas yakin bahwa perkuliahan dapat diselenggarakan tanpa gangguan”.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Zaenal Arifin