Akademis/Pengamat Rocky Gerung menjadi pembicara pembicara dalam seminar Hardiknas dengan tema'' Tantangan  Kepemimpinan Nasional dalam Mencerdaskan Kehidupan Bangsa" di Jalan TB Simatupang, Jakarta, Selasa (2/4/2018). AKTUAL/HO

Jakarta, aktual.com – Tulisan Koordinator Nasional Relawan Golkar Jokowi (Gojo) Rizal Mallarangeng di Qureta.com sehari lalu yang berjudul “Rocky Gerung, Kembang, dan Bowoisme” mendapat komentar luas di medsos. Rizal mengatakan tulisannya itu merupakan kritik untuk Rocky Gerung, sahabatnya yang juga akademisi dan selama ini dikenal dengan jargon “akal sehat”.

“Saya bersahabat dengan Rocky sejak tahun 1980-an. Kami adalah aktivis mahasiswa di puncak otoritarianisme Orba. Kenapa saya kritik dia dengan tulisan? Untuk mengingatkan dia. Dan juga, kaum intelektual tidak dinilai dari omongannya tapi dari tulisannya. Kalau perdebatan secara tertulis, pendapat jadi lebih sistematis dan mendalam,” kata Rizal kepada wartawan di Jakarta, Selasa (11/2).

Dalam tulisannya, Rizal menilai Rocky Gerung tidak berimbang dalam menyajikan fakta-fakta tentang capres Joko Widodo dan Prabowo Subianto.

“Ada keberpihakan, Rocky condong ke Prabowo dan berbagai uraiannya sudah menjadi semacam mono-kritik terhadap Jokowi,” kata Rizal.

Sejatinya, akademisi yang menjadikan akal sehat sebagai konsep perjuangan, harus menimbang fakta dan argumen, serta mengarahkan ‘pedangnya’ kepada semua pihak di ruang publik tanpa terkecuali. “Penguasa bisa benar bisa salah, demikian pula kaum oposisi,” ujarnya.

Masih dalam kritiknya, menurut Rizal, Rocky seharusnya tidak membedakan Prabowo dan Jokowi, atau berlindung di balik argumen bahwa seorang akademisi harus selalu mengkritik kekuasaan.

“Dia memiliki bakat yang baik sebagai seorang pengkritik di luar sistem. Terus terang, agar berimbang dan tidak melulu mengulas soal Jokowi, saya sangat ingin mendengar bagaimana Rocky menjelaskan atau mengkritik apa yang ingin saya sebut sebagai Bowoisme,” katanya.

“Bowoisme adalah cara berpikir Prabowo dalam melihat situasi Indonesia. Paham ini sudah usang, sudah menjadi hantu masa lalu, yang kini terus dihidupkan oleh Prabowo,” kata Rizal.

“Bagaimana Rocky, dengan akal sehat, menimbang Bowoisme seperti itu? Kalau setia pada prinsipnya sendiri, seharusnya dia melihat kekeliruan yang begitu nyata dari ide usang seperti itu,” kata Rizal.

Seperti diketahui, tulisan Rizal Mallarangeng yang berisi kritik kepada Rocky Gerung menjadi viral di media sosial. Belum sampai 24 jam, artikel itu dilihat lebih 60 ribu viewers dan lebih 15 ribu share.

“Dengan jadi viral berarti demokrasi berjalan dengan baik, lebih berisi, tidak melulu masalah remeh temeh,” kata Rizal.

Apakah Rocky akan menanggapi tulisan tersebut? “Saya tidak yakin. Tapi kalau dia menulis balik, boleh juga. Polemik tertulis adalah metode kaum intelektual untuk bertukar pikiran. Kalau cuma talkshow, perdebatan biasanya hanya di kulitnya saja. Oke juga, tapi kurang berisi,” jelas Rizal sambil tersenyum.

Artikel ini ditulis oleh:

Zaenal Arifin