Pekanbaru, aktual.com – Pengamat masalah ekonomi dan lingkungan di Riau, Dr. Viator Butarbutar berpendapat upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah tersebut yang makin meluas, sangat ditentukan dukungan penuh dari masyarakat di daerah setempat.
“Kebakaran hutan dan lahan di sejumlah kabupaten dan kota di Provinsi Riau periode Januari-Februari 2019 terus meluas hingga mencapai 1.136 hektare, mengkhawatirkan atau bisa bertambah luas sehingga membutuhkan kepedulian semua pihak,” kata Viator di Pekanbaru, Rabu (27/2).
Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru memperkirakan Mei 2019, cuaca di Riau akan masuk musim kemarau. Kondisi ini akan berlangsung cukup lama yang diprediksi musim kemarau di Riau berlangsung hingga akhir Oktober 2019.
Ia menyebutkan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, mencatat luas kawasan yang terbakar melonjak lebih dari 150 hektare dalam kurun waktu kurang dari 48 jam terakhir dan titik api terdeteksi di pesisir Riau seperti Bengkalis, Dumai, Rokan Hilir hingga Indragiri Hilir cukup luas.
“Komitmen presiden mengendalikan kebakaran hutan dan lahan sudah sangat jelas dan terbukti dalam tiga tahun terakhir,” katanya.
Namun demikian, katanya lagi, adanya perubahan iklim belakangan ini membuat sensitivitas kebakaran hutan dan lahan Riau meningkat.
Untuk itu, katanya berharap segenap jajaran BPDP harus meningkatkan kewaspadaan dan semua pos harus disiagakan, “back up” kepolisian dan Korem yang selama ini diberikan perlu ditingkatkan.
“Tentang ancaman copot jabatan Kapolda dan Danrem apabila terjadi kebakaran hutan dan lahan tidak perlu ditanggapi emosional, yang lebih penting, semua jajaran yang telah diperintahkan Presiden harus bekerja lebih giat lagi,” katanya.
Disamping itu, masyarakat Riau harus memberikan dukungan penuh, bukan malah mengendorkan semangat dengan ikut-ikutan menuntut pengunduran diri atau pencopotan Kapolda dan Danrem itu.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh:
Zaenal Arifin