Jakarta, Aktual.com – Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengingatkan para santri untuk peduli dan menjaga kesehatan guna memastikan menjadi bagian dari sumber daya manusia Indonesia berkualitas pada masa bonus demografi.
Menkes Nila dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Sabtu (9/3), mengingatkan para santri yang menjadi salah satu penentu Indonesia mendapatkan bonus demografi agar dapat meningkatkan kualitas kesehatannya.
“Terkait dengan bonus demografi di Indonesia yang diperkirakan terjadi pada tahun 2030, kita harus menyikapinya sejak saat ini, di mana penduduk usia produktif akan lebih besar dibandingkan penduduk lanjut usia. Penduduk usia produktif yang seharusnya dapat menanggung penduduk lansia jangan sampai justru menjadi beban,” kata Menkes.
Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, Nila mengatakan upaya kesehatan diselenggarakan secara terpadu dan komprehensif dalam bentuk upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat.
Upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor utama yaitu faktor lingkungan yang mencakup fisik, kimia, biologi dan sosio-budaya (40 persen), faktor perilaku (30 persen), faktor pelayanan kesehatan (20 persen) dan faktor genetika (10 persen).
Hal ini menunjukkan bahwa faktor pelayanan kesehatan hanya memiliki kontribusi sebesar 20 persen, sedangkan 80 persen lainnya disebabkan oleh faktor di luar pelayanan kesehatan.
Untuk itu, kata Nila, faktor di luar pelayanan kesehatan yang harus menjadi perhatian seperti gizi, pola hidup bersih dan sehat, akses air bersih dan sanitasi, serta akses terhadap pangan yang bergizi dan aman perlu menjadi perhatian bersama.
Selain itu, untuk meningkatkan kualitas kesehatan, Menkes ingatkan para santri untuk melakukan gerakan hidup bersih dan sehat (Germas).
“Germas bertujuan agar kesehatan kita terjaga, lingkungan bersih, kita menjadi lebih produktif, dan biaya berobat berkurang,” kata Menkes.
Germas diwujudkan melalui kegiatan peningkatan aktivitas fisik, peningkatan perilaku hidup sehat, penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi, peningkatan, pencegahan dan deteksi dini penyakit, peningkatan kualitas lingkungan, dan peningkatan edukasi hidup sehat.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Arbie Marwan