Seorang warga memompa air di pompa manual di kelurahan kebon melati, Tanah Abang , Jakarta Pusat, Selasa (29/9/2015). Akibat kemarau panjang dua pekan sudah warga kebon melati krisis air bersih, hal ini membuat pompa tradisonal menjadi alternative warga untuk memperoleh air bersih.

Bengkalis, aktual.com – Sejumlah desa di Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, mulai kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari akibat musim kemarau yang melanda beberapa bulan terakhir di daerah tersebut.

“Akibat musim kemarau, kami kesulitan mendapatkan air untuk mandi, mencuci dan kebutuhan lainnya, sejumlah sumber air seperti sumur, parit banyak yang kering,” keluh Santi salah seorang ibu rumah tangga, Kamis (14/3).

Dampak lain akibat kemarau yang berkepanjangan pada perkebunan, seperti tanaman karet, kelapa dan pinang, yang berdampak berkurangnya hasil panen dari tanaman tersebut.

Keluhan yang sama juga diungkapkan Sutarno. Rumput yang menjadi sumber utama makanan pokok hewan ternak juga memulai mengering. Akibatnya warga mencari bahan alternatif, seperti daun karet muda, daun ubi dan lain.

“Kalau pun ada rumput yang bisa diramban, terpaksa harus mencari ke lokasi yang jauh dari perkampungan,” kata Sutarno.

Untuk kebutuhan memasak, sebagian warga mengandalkan air simpanan yang didapatkan dari air hujan dalam tanki. Namun saat ini, pasokannya sudah menipis karena sejak dua bulan ini digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.

Untuk antisipasi warga terpaksa membeli air isi ulang.

“Bagi warga yang tidak punya simpanan air, terpaksa meminta kepada yang punya tanki penyimpanan. Tapi kalau yang tidak punya, terpaksa harus mengandalkan membeli di air isi ulang, untuk memasak dan minum,” ungkap Sutarno.

Camat Bantan Reza Noverindra mengimbau kepada pemerintah desa untuk berkoordinasi dengan pihak terkait, seperti PDAM agar bisa mendapatkan bantuan air kepada warga yang saat ini mengalami kesulitan mendapatkan air bersih.

“Alhamdulillah, PDAM Bengkalis memberikan bantuan air bersih kepada masyarakat, akan tetapi tidak semua desa bisa terjangkau karena terbatas dan wilayah yang jauh,” ujar Camat.

Camat juga mengimbau masyarakat untuk bisa berhemat air, karena data yang didapatkan dari Badan Meteologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) musim kemarau panjang diperkirakan terjadi hingga April 2019 ini.

“Sebagian warga yang memiliki sumur bor, bisa berbagi air dengan warga lain. Namun kondisi air sumur bor, tidak layak dikonsumsi, karena warna kecoklatan dan higienisnya belum teruji,” kata Camat.

Ditambahkannya, desa yang kini mengalami kesulitan air akibat kemarau berkepanjangan, di antaranya, Desa Teluk Papal, Mentayan, Bantan Tengah, Ulupulau, Bantan Air, Bantan Sari, Bantan Timur, Muntai, Muntai Timur, Pambang Baru, Pambang Pesisir, Teluk Pambang, Sukajadi, Kembung Luar, Kembung Baru dan Teluk Lancar.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Zaenal Arifin