Jakarta, Aktual.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai gagal mengendalikan perilaku para elit di lingkungan terdekatnya. Gejala itu tampak dari maraknya kasus korupsi yang melibatkan oknum aparat pemerintahan hingga petinggi partai politik pendukung Jokowi.
Hal itu disampaikan Direktur Materi dan Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Sudirman Said dalam diskusi ‘Referendum Ekonomi Adil Makmur untuk Rakyat Indonesia’ di Media Center Prabowo-Sandi, Jalan Sriwijaya I, Jakarta Selatan, Jumat (22/3).
“Saat ini kita melihat saut per satu orang-orang yang di sekeliling Pak Jokowi, baik eksekutif maupun pimpinan partai politik itu menghadapi masalah korupsi,” kata Sudirman.
Sudirman mencontohkan kasus duggan suap yang melibatkan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy atau Romy. Kasus yang menjerat Romy menunjukkan bahwa Jokowi tak mampu memberikan pengaruh positif terhadap orang-orang terdekatnya.
“Itu artinya pak Jokowi tidak mampu memberikan satu pengaruh yang baik sehingga orang sekitarnya agar terjaga dari praktek korupsi,” kata Sudirman.
Sudirman menyebut kondisi semacam ini sebagai krisis kepemimpinan. Kepemimpinan yang ada tidak mampu menciptakan praktek pemerintahan yang bersih dan baik.
Karenanya, saat mendapatkan mandat dari rakyat pada 17 April 2019 nanti, Prabowo-Sandi berkomitmen membangun pemerintahan bersih dan diisi oleh putra putri terbaik bangsa.
“Prabowo-Sandi akan memanggil orang-orang terbaik yang tidak hanya tegas tapi juga jujur dan tidak bisa disuap. Karena kita cukup sakit mengalami pemerintahan yang berkali-kali jatuh karena praktik korupsi. Dengan dipimpin orang-orang baik, ishaa Allah Indonesia menang akan kita capai,” ucap Sudirman.
Artikel ini ditulis oleh: