Jakarta, Aktual.com – Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Fadli Zon menilai prediksi lembaga survei dengan hasil akhir sejumlah pemilihan kepala daerah tidak tepat.
“Banyak lembaga survei tidak tepat dalam melakukan potret, (misalnya di) pilkada Jakarta, pilkada Jabar dan Jateng,” kata Fadli di Hotel Sultan, Kamis, (28/3).
Pernyataan Fadli tersebut sekaligus menanggapi ihwal hasil survei elektabilitas pasangan calon presiden-wakil presiden yang dirilis Center for Strategic and International Studies (CSIS).
Ia justru dalam hal ini lantas menyinggung soal independensi lembaga survei. Fadli menuding lembaga survei yang prediksinya meleset itu menunjukkan bahwa mereka tak independen.
Fadli juga menyebut bahwa sejumlah lembaga sigi merangkap menjadi konsultan partai politik atau pasangan calon. “Harusnya survei dicatat sebagai bagian dari timses, bukan seolah-olah independen,” ujarnya.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini mengatakan kubunya berpegang pada hasil survei internal. Ia menyebut, elektabilitas Prabowo-Sandi sudah mengungguli Jokowi – Ma’ruf.
“Kami sudah leading, sudah beberapa persen di atas. Tentu faktor kampanye terbuka penting,” tandasnya.
Sebelumnya, CSIS merilis elektabilitas Jokowi-Ma’ruf Amin sebesar 51,4 persen, sedangkan Prabowo-Sandiaga 33,3 persen. Sisanya sebanyak 14,1 persen tidak menjawab atau menyatakan rahasia dan 1,2 persen belum menentukan pilihan.
Survei ini dilakukan pada 15-22 November 2019 dengan 1.960 responden di 34 provinsi. Sampel awal survei ini sebesar 2.000 sampel. Setelah dilakukan validasi, verifikasi dan kendali mutu, data yang valid dianalisis sebesar 1.960 sample. CSIS mengklaim margin of error 2,21 persen, tingkat kepercayaan 95 persen.
Artikel ini ditulis oleh: