Jakarta, aktual.com – Presiden UEFA Aleksander Ceferin menyatakan bahwa ia telah meminta wasit agar lebih “berani” dan menghentikan pertandingan jika terjadi pelecehan rasial oleh penonton.
Pemain sayap Chelsea dan tim nasional Inggris Callum Hudson-Odoi, 18, menjadi sasaran pelecehan, rasial saat bertanding ke markas Dynamo Kiev dan Montenegro bulan lalu.
“Saat itu juga pertandingan dihentikan, atau tidak dimainkan. Saya kira 90 persen orang normal di stadion ingin menghajar penonton bodoh tersebut, ” kata Ceferin seperti dikutip bbc.com, Rabu (3/4).
“Ini sudah tahun 2019, bukan 100 tahun lalu,” katanya.
Sementara itu, penyerang Manchester City dan juga timnas Inggris Rahim Sterling juga mengalami hal yang sama dari pendukung Chelsea di pertandingan Liga Primer di Stamford Bridge, Desember lalu.
Sebuah kajian yang dirilis pada November lalu mengungkapkan, separuh dari penonton sepak bola di Inggris menyaksikan pelecehan rasial saat mereka berada di stadion.
Sterling sudah menyampaikan keluhan akibat perlakuan tidak terpuji itu meminta pihak berwenang mengambil tindakan dan membasmi aksi pelecehan rasial.
Bos Chelsea Maurizio Sarri, Jurgen Klopp (Liverpool) dan Mauricio Pochettino (Tottenham) adalah diantara pelatih yang sudah menyampaikan kesiapan untuk menarik pemain dari lapangan untuk merespon teriakan pelecehan oleh penonton.
“Kami akan berbicara kepada wasit kembali dan meminta mereka agar yakin, tidak takut bertindak, ” kata Ceferin.
” Ini masalah serius. Tidak hanya di negara Balkan, tapi juga di seluruh Eropa timur. Disana tidak banyak imigran karena semua ingin ke Eropa barat karena alasan ekonomi, pekerjaan dan kehidupan yang lebih baik, ” katanya.
Ceferin menegaskan bahwa UEFA sebenarnya sudah menerapkan sanksi yang cukup keras, seperti melarang penonton yang sudah masuk daftar masuk stadion, pertandingan tanpa penonton dan juga hukuman denda.
“Jika sudah kronis, kami bisa mencoret klub atau tim nasional dari sebuah kompetisi. Semua memungkinkan, tapi itu langkah terakhir, ” katanya.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh:
Zaenal Arifin