Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, Pengamat Politik Siti Zuhro dan Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid Ahmad Basarah saat diskusi Memaknai Perjuangan Pahlawan Nasional, Jakarta, Selasa (13/11). MPR minta politikus di Indonesia saat ini meskipun berbeda pilihan dan partai, tetap satu bendera yakni merah-putih. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, aktual.com – Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) mengatakan kepentingan umat Islam di dalam konteks demokrasi hanya dapat dimenangkan jika umat tidak mengabaikan partisipasi sekecil apapun di dalamnya, oleh karena itu umat Islam tidak boleh golput.

“Jangan pernah abaikan meski hanya 1 atau 2 suara. Jangan pernah memubazirkan potensi kebaikan sekecil apapun,” katanya melelui keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (7/4).

Hidayat mengatakan peran umat Islam di dalam lahir dan tegaknya NKRI juga tak bisa disangkal lagi. Sejarah mencatat peran para ulama, cendekiawan dan pejuang Islam di dalam proses kemerdekaan Republik Indoneisa.

“Perjanjian Linggarjati mengubah Indonesia menjadi Republik Indonesia Serikat, namun seorang ulama, Ketua fraksi sebuah partai Islam saat itu, melalui mosi yang kemudian dikenal sebagai Mosi Integral Natsir, mengembalikan bentuk negara Indonesia kembali menjadi NKRI,” kata Hidayat.

Karena itu, lanjut Hidayat, jika Bung Karno mengingatkan untuk Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah (Jas Merah), maka penting pula untuk Jas Hijau.

“Saya populerkan istilah Jas Hijau yang maksudnya adalah Jangan Sekali-kali Hilangkan Jasa Ulama ini agar umat Islam sadar bahwa NKRI lahir dan tegak dengan peran umat Islam di dalamnya. Dan sudah sewajarnyalah jika kini umat juga merawat dan menjaganya,” tandas Hidayat.

Salah satu cara merawat NKRI itu, imbuh Hidayat, adalah dengan menggunakan hak pilih sebagai bagian dari kedaulatan rakyat yang dijamin dalam UUD NRI 1945.

“Kedaulatan ada di tangan anda semua. Satu suara anda dapat menghadirkan Presiden, anggota DPR, anggota DPRD dan DPD yang unggulan,” tandasnya.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Zaenal Arifin