Jakarta, Aktual.co — Pemerintah Kota Tangerang, Banten, membentuk Kelompok Kerja Sistem Rujukan Maternal dan Neonatal melalui Dinas Kesehatan untuk penyelamatan ibu dan bayi baru lahir menuju “zero death”.
“Dengan Pokja Sistem Rujukan Maternal dan Neonatal, kami menargetkan zero death untuk kematian ibu dan bayi yang baru lahir,” kata Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah di Tangerang, Kamis (2/4).
Ia mengatakan, Pokja tersebut diharapkan menjadi pengawal atau motor penggerak terciptanya sistem rujukan yang efektif dan efisien Arief juga menjelaskan bila akan menerbitkan Peraturan Wali Kota (Perwal) dalam rangka menekan atau mengurangi angka kematian ibu dan bayi baru lahir.
Ia mengatakan angka kematian bayi di Kota Tangerang masih jauh di bawah Angka Kematian Bayi (AKB) nasional yang mencapai 32/1000 kelahiran.
Tetapi perlu ada langkah nyata baik itu dari pemerintah maupun pihak swasta dan masyarakat untuk menekan AKB terutama penyederhanaan tata laksana rujukan maternal dan neonatal di Kota Tangerang.
“Makanya kami akan menerbitkan perwal terkait dengan hal itu serta pembentukan Pokja Sistem Rujukan Maternal dan Neonatal,” ujarnya.
Sebagai langkah awal, sebanyak 33 rumah sakit bersama Pemerintah Kota Tangerang dan DPRD serta perwakilan organisasi profesi menandatangani komitmen bersama Gerakan Penyelamatan Ibu dan Bayi Baru Lahir.
Selain itu, untuk menyederhanakan sistem rujukan yang rumit, Pemkot Tangerang akan membangun sistem informasi Pengelolaan Informasi Rujukan Gawat Darurat dengan menggunakan sms gateway yang terkoneksi dengan seluruh rumah sakit di Kota Tangerang.
“Bidan atau anggota pokja bisa mengakses langsung terkait info rumah sakit yang akan dirujuk, sehingga rujukan bisa cepat dilaksanakan tanpa harus bolak-balik,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Rostiwie mengatakan, anggota Pokja Sistem Rujukan Maternal dan Neonatal berasal dari berbagai unsur pemerintah, RS, Perwakilan DPRD Kota Tangerang, PMI, BPJS, Forum Kota Tangerang Sehat serta Organisasi Profesi seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dan organisasi profesi lainnya.
Mengenai angka kematian ibu dan bayi di Kota Tangerang, dikatakannya pada tahun 2014 terdapat 35.067 kelahiran hidup dan jumlah kematian bayi sebanyak 120 kasus. Dengan begitu, dari 1000 bayi yang dilahirkan di Kota Tangerang, ada empat bayi yang meninggal.
“Angka tersebut masih di bawah rata-rata nasional yang mencapai 32 bayi meninggal dalam 1000 kelahiran,” ujarnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid

















