Medan, Aktual.co — Penelusuran Aktual.co, sedikitnya ada tiga Benteng di Gang Kerinci yang berhasil dijangkau karena berada di gang-gang kecil rumah warga. Beberapa Benteng lainnya berada di lereng bukit dengan kontur kemiringan 80 derajat dan tentu sulit untuk dijangkau. Sementara itu,  beberapa di antaranya diduga sudah tidak terlihat atau hilang.

Terlihat, Benteng-benteng itu dibiarkan begitu saja. Ada yang dijadikan sebagai pondasi rumah, kandang ayam dan gudang barang-barang bekas. Keberadaannya jauh dari kesan bangunan bernilai sejarah tinggi.

Keberadaan Benteng Jepang tidak hanya di Bukit Ketapang, sejumlah lainnya berada di beberapa sudut kota Sibolga. Di antaranya juga berada dekat dengan Bukit Ketapang, yakni di Perbukitan yang dikenal dengan sebutan Bukit Pemancar atau dikenal dengan sebutan “Pintu Angin” yang berada di Kecamatan yang sama dengan Bukit Benteng, yakni Kecamatan Sibolga Utara.

Menuju Bukit Pemancar yang hanya sejarak 500 meter dari Bukit Ketapang. Bukit Pemancar berada diketinggian sekitar 50 meter diatas permukaan laut (mdpl). Dari perbukitan tersebut, terlihat teluk Sibolga yang terhampar luas. Di Bukit Pemancar yang memang berdiri beberapa pemancar Radio dan Televisi, terdapat dua Benteng dan satu Gua, meski 1 Benteng kini sudah tak dapat ditemukan.

“Dulu ada dua benteng dan satu gua. Cuma yang satu sudah tak kelihatan lagi,” ujar Aminuddin Halawa, penduduk sekitar Benteng.

Untuk diketahui, Benteng itu terdapat di lereng Bukit yang berdekatan dengan Gereja GSPI. Menuju lokasi harus menempuh jalan setapak mendaki dengan kemiringan 65 derajat.

Sekitar Benteng penuh dengan rumput.

Tak ditemukan Pintu masuk ke dalam Benteng. Diduga Pintu sudah tertutupi tanah. Hanya terlihat dua lubang berbentuk Jendela untuk masuk ke dalam ruangan seluas 2×3 meter itu. Sementara di atas benteng terdapat dua cerobong.

Beralih ke gua yang berjarak 200 meter dari Benteng dengan menempuh perjalanan berkelok. Tiba di bibir tebing, perjalanan harus dilanjutkan dengan menuruni lereng tebing sejauh 20 meter. Gua sedalam 6 meter menjorok kedalam tebing itu  berada ditengah semak belukar. Tidak ada penerangan dan gelap gulita.

“Guanya dari tanah, tak ada beton. Gua seperti bercabang, walau sebenarnya cabang itu hanya kecil. Katanya Gua Jepang ini dulunya,” terang Aminuddin yang mengaku saat anak-anak menjadikan gua itu sebagai areal bermain. (Bersambung……)

Artikel ini ditulis oleh: