Jakarta, Aktual.co — Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) memberikan sejumlah tantangan bagi Indonesia, salah satunya dalam sektor pangan. Seperti diketahui, Presiden Jokowi dalam Nawa Cita yang diemban, Indonesia diharapkan mencapai kedaulatan pangan dalam lima tahun ke depan.
Deputi Menko Perekonomian, Edy Putra Irawady mengatakan pemberlakuan MEA akan membuat perdagangan komoditas antarnegara Asean menjadi bebas. Demikian halnya dengan transportasi barang dan jasa, modal, serta tenaga kerja.
“Akan terjadi persaingan yang tinggi, karenanya ketahanan, kemandirian, dan kedaulatan pangan akan menjadi modalitas bangsa dalam menghadapi dinamika ekonomi global,” ujar Edy di kantor Kemenko Perekonomian Jakarta, Kamis (2/4).
Lebih lanjut dikatakan dia, adanya pasar tunggal Asean nantinya menjadikan seluruh kegiatan perniagaan pangan antarnegara di kawasan Asean menjadi sangat longgar. Hal tersebut menjadi tantangan bagi Indonesia untuk tidak hanya meningkatkan daya saing produk-produk domestik.
“Tapi diperlukan juga upaya mewujudkan sistem logistik yang efektif dan efisien, yang dapat mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan daya saing dan mewujudkan kedaulatan pangan,” kata dia.
Edy juga mengatakan bahwa efisiensi logistik tersebut dapat menjadi kunci dalam mengatasi tantangan banjirnya produk impor pangan. “Kalau tidak ini bisa melemahkan suplai domestik dan memanfaatkan perluasan peluang pasar pangan,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh:

















