Jakarta, Aktual.co — Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan bahwa berdasarkan laporan dari PT Pertamina (Persero), saat ini kilang minyak perseroan lebih efisien dan biayanya pengolahannya tidak lagi di atas harga Bahan Bakar Minyak (BBM) impor. Bahkan, harga BBM dari kilang minyak Pertamina sudah setara dengan harga acuan di Singapura, yaitu MOPS (Mean of Platts Singapore).

Menanggapi hal itu, Pengamat kebijakan energi Puskepi, Sofyano Zakaria menuturkan bahwa jika hal itu memang benar maka sebagai anak bangsa kita patut bangga dengan prestasi Pertamina tersebut. Pasalnya, sejarah selama ini membuktikan bahwa biaya pengolahan di Kilang Pertamina selalu lebih mahal dari kilang Singapura.

“Namun, saya berdoa,  semoga saja murahnya biaya pengolahan di Kilang Pertamina bukan karena faktor murahnya atau karena turunnya harga crude oil khususnya yang terjadi pada akhir tahun 2014. Pembuktian bahwa Kilang Pertamina bisa lebih murah dari Singapura, itu bisa dilihat tatkala harga crude oil sudah naik atau lebih tinggi ketika kilang Pertamina mengolah produk dengan harga murah,” kata Sofyano melalui pesan singkatnya kepada Aktual, Jakarta, Kamis (2/4).

Menurutnya, murahnya biaya pengolahan minyak di kilang selain bergantung dengan efisiensi biaya, kondisi dan usia kilang,  juga sangat bergantung kepada harga crude oil di pasar dunia. Karenanya, jika kemudian harga pengolahan minyak di kilang Pertamina ternyata tetap diatas harga kilang Singapura, maka Pemerintah berpeluang menjadi ‘cibiran’ publik yang dinilai sebagai ‘tebar pesona’.

“Saya juga berharap Pemerintah tidak terburu buru menyampaikan ke publik terhadap hal-hal yang belum dibuktikan kebenaran jangka panjangnya seperti soal biaya kilang Pertamina lebih murah dari singapura ini,” ujar dia.

Ia menyarankan, agar Pemerintah dapat memastikan terlebih dahulu apa yang dilaporkan oleh Pertamina itu terkait HPP kilangnya.

“Sebaiknya Pemerintah memastikan secara tegas apakah data tentang HPP pada kilang Pertamina hanya murah dari Singapura karena faktor turunnya harga minyak dunia atau tidak,” tukasnya.

Artikel ini ditulis oleh: