Jakarta, Aktual.co — Kepala Tim Reformasi Tata Kelola Migas (RTKM) Faisal Basri menegaskan bahwa bukanlah hal yang salah jika unit usaha PT Pertamina (Persero) yakni Integrated Supply Chain (ISC) memberikan ruang pada trader dalam proses tender pengadaan minyak.

“Sekarang siapapun boleh, di masa yang lalu yang boleh hanya National Oil Company (NOC), sedangkan NOC belum tentu punya produk. Sekarang NOC boleh, trader boleh, refiner boleh, MOC (Multinasional oil company) boleh. justru yang bener seperti itu, karena dimana-mana yah trader. Kalau kita cari produk yang paling cepet yah trader,” kata Faisal di Jakarta, Rabu (1/4).

Faisal tidak membenarkan jika produk yang dijual trader itu selalu lebih mahal. “Yah enggak benarlah, trader yang betul itu punya storage, dia beli waktu harga murah, dia jual (ketika) harga tinggi, NOC harganya ga ngurusin itu kan. Kalau lebih mahal yah trader ga hidup dong. Gampang aja. Pedagang itu punya fungsi, perdagangan itu bukanlah hal yang jelek, yang jelek itu calo,” ungkap dia.

“Jadi Chevron punya trader, Conoco Philips punya trader, karena dia justru mengefisienkan, karena dia bisa beli minyak dari luar conoco philips. Pokoknya udahlah, hanya orang-orang yang tidak paham proses bisnis minyaklah yang menganggap trader itu tidak perlu, gitu yah,” pungkasnya.

Sebelumnya, Anggota Komisi VII DPR RI Kurtubi menyatakan ketidaksetujuannya jika Pertamina harus membeli minyak dari trader. Pasalnya, hal itu menunjukan tidak adanya upaya efisiensi di tubuh Pertamina dalam pengadaan minyak mentah.

“Sepanjang itu trader saya kurang klop, karena konsep saya sejak awal karena importasi migas itu agar efisien untuk kepentingan negara haruslah pertamina sendiri yang membelinya langsung dari produsennya,” kata Kurtubi saat ditemui di gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (3/2).

Ia menegaskan, seyogyanya Pertamina sebagai badan usaha yang memiliki wewenang bertransaksi dimanapun, dapat membeli minyak langsung kepada produsen baik itu National Oil Company (NOC) ataupun International Oil Company (IOC).

“Kan seyogyanya Pertamina langsung ke produsen karena dia sebagai perusahaan. Bukan lembaga pemerintah, jadi bisa bertransaksi dimanapun,” tegasnya.

Artikel ini ditulis oleh: