Jakarta, Aktual.co — Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) pada pagi hari ini, Kamis (2/4) dijadwalkan melakukan peninjauan blok minyak dan gas bumi (migas) yang dikelola Pertamina Hulu Energi (PHE) ONWJ di lepas pantai Jawa Barat, serta lokasi rencana proyek Pelabuhan Cilamaya, Karawang, Jawa Barat.
Menurut rencana, JK akan berangkat pada pukul 08.00 WIB dari Bandara Halim Perdanakusuma dengan menggunakan helikopter. Peninjauan lokasi blok migas ONWJ yang dikelola anak usaha PT Pertamina (Persero) ini dilakukan melalui udara. Setelahnya, JK akan meneruskan peninjauan ke kawasan industri Karawang, lalu lanjut meninjau calon lokasi Pelabuhan Cilamaya.
Dalam kunjungan tersebut, seperti dikutip dari jadwal Satwapres di Jakarta, Kamis (2/4), Wapres akan didampingi Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said serta Menteri PPN/Kepala Bappenas Andrinof Chaniago.
Seperti diketahui, rencana pembangunan pelabuhan Cilamaya ini menjadi polemik yang kontroversial.Pembangunan pelabuhan Cilamaya ini disebut berdampak buruk bagi pasokan gas bumi untuk pembangkit listrik di Jakarta, serta bahan baku pabrik pupuk. Tak hanya itu, pelabuhan yang dana pembangunannya sebagian disokong Japan International Cooperation Agency (JICA) itu, mengancam operasional Blok PHE ONWJ, baik itu platform, sumur, sampai pipa-pipa migas ratusan kilometer yang ada di dasar laut.
Dalam hal ini, Kementerian Perhubungan berencana menggeser proyek pelabuhan ke lokasi baru kurang lebih 2,9 km ke arah barat dari lokasi semula agar pembangunan Cilamaya tidak mengganggu keberadaan fasilitas-fasilitas minyak dan gas (migas) milik Pertamina Hulu Energi ONWJ. Namun, kata Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, keputusan kelanjutan proyek ini akan menungu hasil kunjungan JK ke tiga lokasi hari ini.
“Nanti putusannya biar Pak Wapres dan Pak Presiden. Tanya ke Pak Presiden atau Pak Wapres. Yang nentukan itu siapa? Itu Pak Wapres,” pungkasnya.
Rencana pembangunan Pelabuhan Cilamaya merupakan strategi pemerintah untuk mengurangi beban kinerja Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta. Kebutuhan investasi pembangunan Pelabuhan Cilamaya ditaksir mencapai Rp34,5 triliun yang merupakan perluasan dari pelabuhan Tanjung Priok yang telah padat dan sulit dikembangkan lagi.
Hal itu ditujukan agar dapat membagi beban arus barang sekaligus mengurangi dwelling time (waktu yang dibutuhkan sejak kontainer dibongkar dari kapal hingga keluar pelabuhan) di Pelabuhan Priok yang setiap tahunnya bertambah satu juta twenty foot equivalent units (TEUs).
Hingga saat ini terdapat polemik mengenai pembangunan pelabuhan baru itu karena PT Pertamina memiliki dua anjungan minyak di daerah Cilamaya.
Artikel ini ditulis oleh:













