Jakarta, Aktual.co —   Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat komitmen investasi senilai 73,46 miliar dolar AS (setara Rp955 triliun) dari hasil kunjungan Presiden Joko Widodo ke Jepang dan Tiongkok pada 23-28 Maret lalu.

Kepala BKPM Franky Sibarani mengatakan nilai fantastis itu terdiri atas 10,06 miliar dolar AS komitmen investasi Jepang dan 63,4 miliar dolar AS komitmen investasi Tiongkok.

“Untuk komitmen investasi Jepang terbagi menjadi dua yaitu komitmen investasi yang sudah pada tahap pengajuan izin senilai 8,11 miliar dolar AS dan komitmen minat investasi senilai 1,95 miliar dolar AS,” katanya di Jakarta, Rabu (1/4).

Franky menuturkan, investor Jepang mengharapkan dukungan investasi kepada pemerintah yang berarti mereka akan terus melakukan perluasan usaha.

Investor dari negeri sakura masih sangat berminat pada sektor otomotif, logam, tekstil, kimia serta makanan meski diharapkan bisa melakukan diversifikasi industri.

“Tapi karena otomotif itu yang terbesar, tentu diharapkan bisa mendorong industri komponen lokal,” katanya.

Sementara untuk komitmen investasi dari Tiongkok, walaupun rasio realisasinya cenderung kecil tetapi terus mengalami tren peningkatan sejak 2013.

Negeri tirai bambu bahkan masuk dalam daftar lima besar negara yang paling banyak menanamkan modal di Indonesia pada triwulan IV 2014 sebesar 800 juta dolar AS.

“Tiongkok cukup berminat dengan sektor infrastruktur dan kawasan industri, mayoritasnya di infrastruktur komitmen investasi mereka sekitar 24,9 miliar dolar AS,” katanya.

Menurut Franky, komitmen Tiongkok dalam sektor infrastruktur cukup penting lantaran pemerintah fokus pada pembangunan infrastruktur dalam lima tahun ke depan.

Ia menjelaskan rencana pembangunan infrastruktur dalam lima tahun ke depan diperkirakan membutuhkan biaya hingga 450 miliar dolar AS, di mana anggaran negara hanya memiliki porsi 22 persennya saja.

“Catatannya, perhatian Presiden dalam kunjungannya kemarin adalah menegaskan bahwa kita tidak akan mengekspor barang mentah, dan minta dijadikan basis produksi. Pemerintah juga akan mendorong investasi sektor padat karya,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka